Petualangan seru tim 1.000 Sepatu Alas Tempuh di wilayah timur Indonesia kembali berlanjut. Kali ini sampaijauh.com bersama Isser Whitey James dan Ferry Salim melanjutkan perjalanannya ke sebuah pulau eksotis Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk membagikan sepatu “Alas Tempuh” dan buku-buku kepada masyarakat khususnya anak-anak yang membutuhkan.

Dalam misinya kali ini, tim 1.000 Sepatu Alas Tempuh ditemani traveler blogger cantik ternama Indonesia Marischka Prudence untuk berpetualangan ke salah satu desa unik di Kecamatan Satarmese Barat, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur bernama Wae Rebo.

Sebelum sampai ke tempat tujuan, tim menikmati hidangan laut di pesisir pantai putih Flores. Salah satu menu yang cukup popular dan mencoba menyantap hidangan parrot fish atau ikan kakak tua yang banyak hidup di perairan Nusa Tenggara Timur.

Baca Juga:  4 Alasan Kenapa Labuan Bajo Sangat Terkenal?

Usai menyantap makanan, tim bergegas menuju ke wilayah dataran tinggi, Desa Wae Rebo untuk menginap, berbincang, melihat kegiatan masyarakat setempat dan memberikan beberapa sepatu serta buku-buku.

“Kalau kita datang ke Wae Rebo kita pastinya menginap di sini. Dan waktu tahun 2015 gue menginapnya di bangunan yang di atas (Mbaru Niang). Bentuknya persis seperti bangunan lain di sini, tapi di situ bisa untuk turis yang datang, cuma sekarang digunakan untuk perpustakaan,” ujar Marischka menceritakan pengalamannya.

Berbeda dengan suguhan saat berada di daerah pesisir pantai yang banyak menyajikan hidangan laut, di Desa Wae Rebo tim “1000 Sepatu Alas Tempuh” dihidangkan makanan hasil alam sekitar, salah satunya buah jeruk yang disebut Diru Raja.

Tidak hanya sampai di situ saja, tim melanjutkan misi sosial mereka untuk mengunjungi Sekolah Dasar Inpres Lenggos, wilayah Lembor. Di sekolah dasar ini  pun menggerakkan sebuah gerakan Lembor Belajar untuk anak-anak tidak mampu di wilayah Labuan Bajo.

Baca Juga:  Parapuar, Gerbang Pesona Baru di Labuan Bajo

Diketahui di tempat tersebut, penduduk setempat khususnya anak-anak diberikan pengajaran yang cukup baik. Di masa pandemi pun, para pengajar tetap memberikan pengajaran dengan mengunjungi rumah masing-masing siswa.