“Saya dapatnya setiap hari Rp 50 ribu. Kalau saya kasih ke om-om, saya dapat Rp 10 ribu. Kalau makan, kadang makan, kadang tidak. Kalau tidur di pasar, tidak tentu,” ujar Fikri.

Sang adik, Ifan mengatakan, ibunya mereka sebagai TKW di Arab Saudi. Di Ende, keduanya hanya tinggal ayahnya.

Baca Juga:  AG, Pacar Mario Dandy Tak Dihadirkan dalam Rekonstruksi Kasus Penganiayaan David

“Ibu di Arab. Tidak tahu kalau Bapak (saat ditanya apakah dia dicari ayahnya atau tidak,” terangnya.

Fikri, mengaku bersekolah di bangku kelas 5 SD di Ende dan adiknya, di bangku kelas 3 SD. “Tidak mau pulang ke Timor. Saya mau ke pesantren,” timpal Fikri.

Koordinator ITS, Joko Iswanto mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan KPAI Provinsi Kaltim terkait 2 anak yang diduga menjadi korban perdagangan anak ini.

Baca Juga:  Jalan Negara Labuan Bajo-Ruteng Tertimbun Longsor, Begini Kondisinya

“Tinggalnya di Samarinda Seberang. Diduga, ada puluhan anak lain jadi korban serupa. Jadi, kalau ke Seberang, naik kapal klotok nyeberang sungai, baru ada yang mintai uangnya. Targetnya memang ditarget Rp 1 juta setiap hari,” kata Joko.