Labuan Bajo – Dua proyek irigasi di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami masalah. Proyek rehabilitasi irigasi Sub D.I Wae Mese molor jauh dari tenggat akhir Desember 2023, sedangkan proyek rehabilitasi irigasi Wae Dongkong di Desa Compang Longgo putus kontrak.
Proyek rehabilitasi irigasi Sub D.I Wae Mese dikerjakan oleh PT Tunas Teknik Sejati dengan nilai kontrak Rp24,8 miliar. Proyek ini seharusnya selesai dalam waktu 180 hari kerja, tetapi hingga saat ini baru mencapai 90%.
Penyebab molornya proyek ini diduga karena kontraktor pelaksana tidak bekerja sesuai dengan jadwal dan spesifikasi. Selain itu, juga ada kendala pembebasan lahan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara itu, proyek rehabilitasi irigasi Wae Dongkong dikerjakan oleh PT Kalber Reksa Abadi dengan nilai kontrak Rp11,1 miliar. Proyek ini seharusnya selesai dalam waktu 120 hari kerja, tetapi hingga saat ini baru mencapai 26,17%.
Penyebab putus kontraknya proyek ini juga diduga karena kontraktor pelaksana tidak bekerja sesuai dengan jadwal dan spesifikasi.
Akibat molornya kedua proyek tersebut, ribuan hektar sawah di Manggarai Barat tidak bisa mengairi sawah.
Aktivis Manggarai Barat, Doni Parera menilai molornya proyek irigasi ini menunjukkan kebobrokan pemerintah. Ia mendesak aparat penegak hukum untuk mengusut kasus ini.
“Akibat tidak becus urus proyek. Yang langsung terdampak adalah para petani yang andalkan mata pencaharian dari sawah. Kemudian masyarakat luas yang selama ini menjerit akibat kenaikan harga beras, tentu saja akan lebih lama menderita akibat ribuan hektar sawah tidak bisa produksi padi untuk kebutuhan domestik,” ujar Doni kepada Tajukflores.com beberapa hari lalu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Tajukflores.com. Mari bergabung di Channel Telegram "Tajukflores.com", caranya klik link https://t.me/tajukflores, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis : Fons Abun
Editor : Alex K
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya