TNI dan Polri diminta bergerak untuk menumpas kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua, buntut pembantaian tiga tukang ojek di Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan. Alasannya, aksi kekejaman KKB terhadap warga sipil sudah tidak bisa ditolerir.

“Tentunya kami mengharapkan bahwa TNI-Polri segera bergerak, karena ini sudah tidak bisa ditolerir, karena sudah tidak berprikemanusiaan menurut kami,” ujar Wakil Ketua DPR Dasco Sufmi Dasco Ahmad di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (14/12).

Dalam video yang beredar pada Selasa (14/12) sejumlah anggota KKB terlihat menghabisi ketiga tukang ojek di Pegunungan Bintang. Tampak korban mengenakan jaket warna merah muda sedang ditodong senjata laras panjang, kapak, parang, dan belati. Sekujur tubuh korban juga berlumuran darah.

Baca Juga:  Kembangkan Teknologi Telekomunikasi, Menkominfo: Perlu Kolaborasi Ekosistem

Meski korban terus meminta ampun hingga menyembah, namun terlihat beberapa korban dianiaya dengan parang.

Dalam video lainnya, terekam seorang korban yang mengenakan mantel biru sudah dalam kondisi tak bernyawa. Korban tampak dicincang oleh KKB dengan menggunakan pisau. Sementara itu, sejumlah anggota KKB menteng senjata laras panjang dan busur panah.

Baca Juga:  Paus Fransiskus Izinkan Perubahan dalam Doa Bapa Kami

“Dari guru kontrak kah, entah siapa, yang selalu datang ke sini, silakan berangkat, angkat kaki ke Jakarta. Sekarang kami sudah mulai, ini sudah buktinya,” katanya sembari menyerukan Papua merdeka.

Sesudahnya, mereka menginjak mayat korban dan menari-nari di atas tubuhnya. Anggota KKB bahkan berpose dengan mayat korban yang sudah berlumuran darah.

Anggota KKB kemudian mengatakan bahwa korban merupakan anggota badan intelijen nasional yang bertugas memata-matai keberadaan KKB.