Sepak Bola Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) bisa dibilang mati suri dalam beberapa tahun terakhir. Berbagai persoalan klasik membuat wajah sepak bola di NTT lesu dan hilang begitu saja.
NTT selalu saja menjadi provinsi partisipatif dalam berbagai ajang nasional yang digelar oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
Hal ini disebabkan oleh minimnya fasilitas yang memadai, seperti lapangan sepak bola yang tidak sesuai standar, sarana latihan serta alasan-alasan lainnya seperti anggaran dalam pembinaan sepak bola di provinsi itu.
Tak hanya itu pembinaan usia dini juga jarang sekali dilakukan, bahkan kompetisi sepak bola usia dini guna menjaring bakat-bakat muda juga tidak pernah dilakukan.
Sepak Bola NTT sepertinya mulai bangkit setelah kemunculan Yabes Roni M mantan pemain Timnas U-19 asuhan Indra Sjafri.
Kemunculannya di Timnas seolah membuka mata seluruh pecinta bola, penggiat sepak bola untuk duduk bersama membuat sesuatu agar muncul Yabes-Yabes baru yang dapat membawa nama NTT kekancah internasional.
Anak-anak muda di NTT khususnya di Kupang, berlomba-lomba menjadi pemain sepak bola agar kelak bisa menjadi pesepak bola seperti Yabes.
Penggiat sepak Bola di NTT Piter mengakui hal tersebut. Menurut dia kehadiran Yabes Roni putra kelahiran pulau Kenari Alor itu seperti menghipnotis seluruh anak-anak muda NTT.
“Saya setuju jika memang disebut bahwa Yabes adalah sosok pesepak bola asli NTT yang menjadi motivator bagi anak-anak muda di NTT ini untuk mulai mengenal bola kaki,” ujarnya.
Menurut dia kehadiran Yabes membuat anak-anak muda di NTT tahu bahwa mencari rejeki itu bisa juga melalui sepak bola.
Persoalan klasik yang ditemui selama beberapa tahun terakhir mulai dicari solusinya bersama-sama. Beberapa pecinta sepak bola membuat sebuah grup yang disebut dengan Masyarakat Gila Bola (MasGibol) NTT. Hasilnya cukup luar biasa.
Sejak tahun 2016 hingga 2018 muncul beberapa Sekolah Sepak Bola (SSB) di NTT yang bertujuan untuk membina para pemain muda, khususmya usia dini sehingga kelak bermanfaat bagi sepak bola NTT.
Hasilnya dalam dua tahun terakhir perkembangan sepak bola NTT cukup mempunyai nama di kancah nasional.
Pada tahun 2017 NTT sempat menyumpang delapan pemainnya untuk ikut seleksi timnas Indonesia mulai dari Timnas U-22 Yabes Roni Malaifani (Alor), Timnas U-19 Aldo Leki dan Fladiano Soares dari SSB Bintang Timur Atambua, Gery Sae dari Ngada, Abdul Hamid dan Endong Tirtayasa Flores Timur, serta Muhamad Junedin dari Kota Kupang.
Kemudian juga timnas U-15 Ruslan Bale Esa (Alor). Usia-16 Paulinus Gabriel Ati (SSB Bintang Timur Atambua).
Kemudian juga yang merumput klub-klub besar Liga I Ada juga pemain NTT yang sekarang merumput di beberapa klub tanah air. Di Bali United ada Yabes Roni Malaifani (Alor) dan Yunius Bate dari Ngada, kemudian Alfonsius Kelvan dari Ngada bersamai untuk Persebaya Surabaya, sementara di Bhayangkara FC ada Alsan Sanda asal Kota Kupang.
Bahkan satu pemain NTT Lius Mauloko saat ini bersama klub liga dua Australia Westren Knight FC. Serta masih banyak pesepak bola NTT yang bertalenta karena pembinaan yang mulai baik yang dilakukan oleh para pecinta bola di NTT.
Namun walaupun sudah mulai membaik, hingga saat ini NTT belum mempunyai klub sepak bola sendiri seperti provinsi-provinsi lain di NTT. Padahal NTT mempunyai talenta-talenta yang mumpuni yang mampu bersaing dengan para pesepak bola dari luar NTT.
Nama-nama yang sudah disebutkan di atas adalah contoh dari para pesepak bola asal NTT yang mampu bersiang di level nasional.
“Secara klub memang kita belum ada. Tetapi kalau dari sisi individu pemain-pemain kita bisa bersaing dengan peamin dari luar NTT,” tamabh Piter.