Fenomena penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang saat ini cukup banyak terjadi di wilayah NTT dinilai akan berpengaruh pada sektor pariwisata di daerah tersebut.

Karena itu, Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) pada Rabu (9/2) berharap agar pemerintah segera menggendalikan masalah tersebut agar tidak berpengaruh pada sektor pariwisata.

“Kasus DBD yang semakin masif di daerah-daerah destinasi wisata tentu menjadi penghambat rencana kunjungan wisatawan mancanegara. Wisatawan domestik juga sekarang sudah sangat hati-hati dengan segala jenis penyakit,” ujar Abed Frans di Kupang, Rabu (9/2).

Baca Juga:  Belajar dari Amerika, PPNI Soroti Profesi Perawat di Indonesia Dianggap sebagai Pembantu Dokter

Frans mengungkapkan, saat ini, akibat naiknya kasus Covid-19 varian Omicron, banyak wisatawan enggan untuk melakukan kunjungan ke daerah-daerah pusat pariwisata seperti di NTT.

Kemudian, demikian Frans menjelaskan, jika kasus DBD juga terus naik di daerah yang ada destinasi wisata seperti di NTT, hal itu akan berakibat pada turunnya jumlah kunjungan dari para wisatawan.

Baca Juga:  Kemenhub Benarkan Pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak Hilang Kontak

“Kami berharap semua elemen berkolaborasi mengendalikan DBD ini sehingga kegiatan ekonomi termasuk di sektor pariwisata di NTT terus bergerak membaik,” kata Frans.

Jumlah Kasus DBD di NTT

Sebagaimana diketahui, dari catatan Dinas Kesehatan Provinsi NTT, terhitung Selasa (8/2), jumlah kasus DBD di wilayah tersebut sudah mencapai angka 979 kasus atau naik dari pekan sebelumnya yang memiliki jumlah sebesar 766 kasus.