Dituduh Reduksi Zona Rimba, Pihak BTN Komodo Angkat Bicara

Minggu 03-07-2022, 17:14 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pihak Balai Taman Nasional Komodo (BTN Komodo) angkat bicara soal tuduhan terkait adanya pereduksian zona rimba menjadi zona pemanfaatan hingga dua pertiga dari total luasan sebelumnya di Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo, Manggarai Barat-Flores, NTT.

Kepala BTN Komodo Lukita Awang menjelaskan tuduhan yang disampaikan itu sama sekali tidak benar. Sebab, tidak ada perubahan zona pemanfaatan berdasarkan peta zonasi tahun 2012 dan tahun 2020.

Baca Juga:  Kota Kupang Terapkan PPKM Darurat, Sejumlah Fasilitas Publik Ditutup

“Tuduhan tersebut tidaklah benar. Karena tidak terdapat perubahan pada zona pemanfaatan berdasarkan peta zonasi tahun 2012 dan tahun 2020,” kata Awang di Gedung Komodo Visitor Center, Labuan Bajo, NTT, Minggu (6/3) dalam pertemuan penutup atas peninjauan lapangan dari Tim International Union for Conservation of Nature (IUCN) dan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Adapun perubahan luas zona rimba pada tahun 2020 adalah menjadi zona khusus yang digunakan untuk pemasangan alat deteksi gempa bumi dan tsunami oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan penyediaan jaringan telekomunikasi oleh PT Telkomsel,” lanjut Awang.

Baca Juga:  Usai Berhubungan Intim, Bupati Boven Digoel Benekdiktus Meninggal di Hotel

Tim IUCN dan UNESCO Tanggapi Secara Positif?

Lebih lanjut Awang mengungkapkan bahwa sejauh ini Tim IUCN dan UNESCO menanggapi secara positif berbagai informasi yang disampaikan oleh pihak BTN Komodo.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Tajukflores.com. Mari bergabung di Channel Telegram "Tajukflores.com", caranya klik link https://t.me/tajukflores, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Berita Terkait

BKKPN Selidiki Kasus 50 Ekor Paus Terdampar di Alor NTT
Garuda Indonesia Dukung Perjalanan Apostolik Paus Fransiskus ke Papua Nugini
Bupati Manggarai Barat Minta Penutupan Berkala Taman Nasional Komodo Dilakukan Bertahap
Terima Paus Fransiskus, Imam Besar: Masjid Istiqlal Jakarta Adalah Rumah Kemanusiaan, Bukan Hanya Tempat Ibadah
Paus Fransiskus Puji Indonesia, Tetap Memiliki Anak di Tengah Tren Global Memilih Binatang
GRIB Jaya Siap Kawal Pemekaran Provinsi Pulau Sumbawa, Langkah Strategis untuk Percepatan Kesejahteraan Sosial
30 Anggota DPRD Terpilih Manggarai Barat Dilantik Hari Ini Tanpa Mario Pranda
Simak Jadwal dan Agenda Paus Fransiskus selama Kunjungan ke Indonesia pada 4 September
Berita ini 38 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 6 September 2024 - 15:04 WIB

BKN Umumkan Perpanjangan Pendaftaran dan Penyesuaian Jadwal Seleksi CPNS 2024

Jumat, 6 September 2024 - 13:46 WIB

Dana Beasiswa PIP Kemendikbud September 2024 Cair: Cek Rekening Anda Sekarang!

Kamis, 8 Agustus 2024 - 19:18 WIB

Panduan Lengkap Perpanjangan Visa on Arrival (VOA) di Indonesia: Kelayakan, Proses Aplikasi, dan Tips 

Kamis, 18 Juli 2024 - 13:40 WIB

Klarifikasi Penulis Novel Bramana’s Family Dinilai Playing Victim, Netizen Geram dan Tagar #JusticeForNova Menggema

Kamis, 18 Juli 2024 - 12:27 WIB

Terkuak Profesi Hans dan Rita Tomasoa, Pasutri Lansia Tewas Membusuk di Jonggol

Rabu, 17 Juli 2024 - 18:17 WIB

7 Rahasia Mencuci Baju Putih Tetap Cerah dan Bersih

Selasa, 16 Juli 2024 - 20:49 WIB

Tol Ngawi Bojonegoro Kapan Dibangun? Ini Desa yang Terdampak Tol Ngaroban dan Jadwal Pembebasan Lahan

Minggu, 14 Juli 2024 - 18:47 WIB

WhatsApp Kembangkan Fitur Translate Otomatis dalam Chat

Berita Terbaru

Sejumlah ekor mamalia paus terdampar di pesisir pantai di Kabupaten Alor. ANTARA/Ho-warga.

Daerah

BKKPN Selidiki Kasus 50 Ekor Paus Terdampar di Alor NTT

Sabtu, 7 Sep 2024 - 15:40 WIB