Ditargetkan Turun ke 14 Persen, Kenali Cara Mencegah Stunting

Sabtu 02-09-2023, 12:28 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar tingkat stunting di Indonesia harus bisa turun ke level 14% pada tahun 2024. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, tahun 2022 lalu, tingkat stunting berhasil diturunkan ke level 21,6% dari sebelumnya 24,4%.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih ke seluruh provinsi yang sudah mendorong program (penurunan) stunting ke seluruh dinas kesehatan kabupaten/kota, yang juga sudah bekerja dengan sangat keras untuk menurunkan angka stunting. Secara nasional turun, ada memang beberapa provinsi-provinsi yang turunnya cukup drastis,” kata Budi saat Sosialisasi Kebijakan Intervensi Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2023, Jumat (3/2) secara virtual.

Budi mengatakan, pada tahun 2023 ini, tingkat stunting harus terus diturunkan, setidaknya hingga ke level 17-an persen, sehingga target menurun ke level 14% pada tahun 2024 dapat tercapai.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Lantas apa upaya konkret yang dilakukan untuk mengatasi stunting ini? Budi mengakui stunting ini masalah yang komples. Intervensi yang dilakukan tidak hanya dari sisi kesehatan, tetapi juga aspek lain di luar kesehatan.

Baca Juga:  Resmikan Bendungan Rotiklot, Jokowi Optimis Bawa Perubahan di NTT

Mengutip penelitian WHO, Budi mengatakan, 70% penyebab stunting bisa diatasi dengan intervensi sensitif di luar bidang kesehatan. Bidang kesehatan hanya pegang 30%.

“Itu sebabnya kenapa stunting ini dikoordinasikan oleh Wakil Presiden dan juga Wakil Presiden meminta BKKBN untuk mengkoordinasikan hal tersebut. Karena bukan hanya Kemeterian Kesehatan saja, tetapi ada Kementerian Pendidikan, Kementerian Sosial, Kementerian Pertanian, PU dan lain sebagainya yang harus dikoordinasikan bersama,” ujarnya.

Kementerian Kesehatan sendiri, jelasnya, telah menyiapkan 11 upaya intervensi untuk mengatasi masalah stunting ini. Ke-11 intervensi program ini diarahkan pada dua fase pertumbuhan yaitu fase ibu hamil atau sebelum melahirkan dan fase sesudah melahirkan yaitu bayi berusia 0-24 bulan.

“Kenapa kita fokus pada dua fase ini? Karena fase ini adalah fase yang determinan terhadap stunting. Penyebab tingginya stunting itu di fase-fase ini,” ungkap Budi.

Baca Juga:  Partai Demokrat Kupang Bagikan Sembako Untuk Lansia

Dari 11 program intervensi ini, salah satu program yang penting dan mencakup ke kedua fase ini, yaitu program pendidikan atau promosi mengenai stunting.

Selanjutnya, untuk fase sebelum melahirkan, ada dua program intervensi. Pertama, intervensi ke remaja putri di kelas VII dan kelas X.

“Intervensinya adalah kasih tablet tambah darah. Karena remaja putri ini, kalau bisa sebelum hamil jangan anemia,” ujar Budi.

Budi mengatakan, setiap intervensi ini ada pengukurannya. Jadi, selain memberikan tablet tambah darah, para remaja putri kelas VII da X ini juga diukur hemoglobin (HB-nya.

Pengukuran ini dilakukan melalui program Aksi Bergizi yang dilakukan bersama Puskesmas. Remaja putri dengan kadar HB di bawah 12, segera diberikan tablet tambah darah.

Kelompok intervensi kedua, untuk fase sebelum melahirkan adalah intervensi pada ibu hamil. Ibu-ibu hamil juga diberikan tablet tambah darah. Selain itu, para ibu hamil juga memastiakan kecukupan gizinya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Tajukflores.com. Mari bergabung di Channel Telegram "Tajukflores.com", caranya klik link https://t.me/tajukflores, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Berita Terkait

BKKPN Selidiki Kasus 50 Ekor Paus Terdampar di Alor NTT
Garuda Indonesia Dukung Perjalanan Apostolik Paus Fransiskus ke Papua Nugini
Bupati Manggarai Barat Minta Penutupan Berkala Taman Nasional Komodo Dilakukan Bertahap
Terima Paus Fransiskus, Imam Besar: Masjid Istiqlal Jakarta Adalah Rumah Kemanusiaan, Bukan Hanya Tempat Ibadah
Paus Fransiskus Puji Indonesia, Tetap Memiliki Anak di Tengah Tren Global Memilih Binatang
GRIB Jaya Siap Kawal Pemekaran Provinsi Pulau Sumbawa, Langkah Strategis untuk Percepatan Kesejahteraan Sosial
30 Anggota DPRD Terpilih Manggarai Barat Dilantik Hari Ini Tanpa Mario Pranda
Simak Jadwal dan Agenda Paus Fransiskus selama Kunjungan ke Indonesia pada 4 September
Berita ini 56 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 6 September 2024 - 15:04 WIB

BKN Umumkan Perpanjangan Pendaftaran dan Penyesuaian Jadwal Seleksi CPNS 2024

Jumat, 6 September 2024 - 13:46 WIB

Dana Beasiswa PIP Kemendikbud September 2024 Cair: Cek Rekening Anda Sekarang!

Kamis, 8 Agustus 2024 - 19:18 WIB

Panduan Lengkap Perpanjangan Visa on Arrival (VOA) di Indonesia: Kelayakan, Proses Aplikasi, dan Tips 

Kamis, 18 Juli 2024 - 13:40 WIB

Klarifikasi Penulis Novel Bramana’s Family Dinilai Playing Victim, Netizen Geram dan Tagar #JusticeForNova Menggema

Kamis, 18 Juli 2024 - 12:27 WIB

Terkuak Profesi Hans dan Rita Tomasoa, Pasutri Lansia Tewas Membusuk di Jonggol

Rabu, 17 Juli 2024 - 18:17 WIB

7 Rahasia Mencuci Baju Putih Tetap Cerah dan Bersih

Selasa, 16 Juli 2024 - 20:49 WIB

Tol Ngawi Bojonegoro Kapan Dibangun? Ini Desa yang Terdampak Tol Ngaroban dan Jadwal Pembebasan Lahan

Minggu, 14 Juli 2024 - 18:47 WIB

WhatsApp Kembangkan Fitur Translate Otomatis dalam Chat

Berita Terbaru

Sejumlah ekor mamalia paus terdampar di pesisir pantai di Kabupaten Alor. ANTARA/Ho-warga.

Daerah

BKKPN Selidiki Kasus 50 Ekor Paus Terdampar di Alor NTT

Sabtu, 7 Sep 2024 - 15:40 WIB