Kuching, Sarawak – Menteri Pekerjaan Sarawak, Datuk Seri Alexander Nanta Linggi, mendukung seruan beberapa aktivis dan LSM di negara bagian Malaysia tersebut untuk melarang pengungsi Palestina memasuki Sarawak.

Nanta mengatakan bahwa ia mendukung sikap yang diambil oleh Asosiasi Sarawak untuk Aspirasi Rakyat (Sapa) dan pihak-pihak lain yang memperingatkan pemerintah negara bagian tersebut mengenai masalah ini.

“Warga Sarawak hidup bahagia dalam harmoni yang sempurna … kita harus sangat berhati-hati untuk menjaga dan memelihara hal ini. Kita tidak membutuhkan elemen apa pun yang dapat menabur perpecahan, kebencian atau hal-hal negatif di antara masyarakat,” kata Nanta Linggi seperti dikutip dari thevibes.com.

Menurut Nanta Linggi, warga Sarawak hidup dalam harmoni yang sempurna, dan perlu dijaga dengan hati-hati agar tidak terjadi perpecahan, kebencian, atau hal-hal negatif di antara masyarakat. Ia menegaskan bahwa mencegah masalah lebih baik daripada mengobati, dan Sarawak harus memprioritaskan pembangunan sosial ekonomi untuk rakyatnya.

“Sarawak harus memprioritaskan pembangunan sosial ekonomi untuk rakyatnya. Kami kecil … kami tidak bisa dibebani oleh para pengungsi,” katanya.

“Kami masih memiliki banyak warga miskin yang membutuhkan perhatian dan kepedulian penuh,” tegasnya.

Nanta, yang juga anggota parlemen Kapit, meminta mereka yang mampu untuk berkontribusi secara finansial untuk membantu mereka yang menderita untuk membeli barang-barang penting.

“Itu akan lebih aman dan lebih berarti bagi Sarawak. Mari kita bantu para korban dengan cara terbaik dan teraman yang kita bisa,” tambah sekretaris jenderal Partai Pesaka Bumiputera Bersatu itu.

Benturan budaya

Ketua DAP Sarawak, Chong Chieng Jen, menggemakan sentimen Nanta, dan mendesak pemerintah negara bagian untuk mengambil sikap tegas terhadap Putrajaya dalam masalah ini.

Chong mengatakan bahwa meskipun Sarawak adalah oposisi di negara bagian tersebut, ia memiliki pendapat dan pendirian yang sama ketika menyangkut kepentingan warga Sarawak.

“Meskipun kami berempati terhadap penderitaan warga Palestina, kami khawatir dengan masuknya korban ke Sarawak. Hal ini dapat menyebabkan benturan ideologi, kepercayaan, budaya, dan cara hidup dengan orang-orang di sini,” katanya.Aktivis sosial Sarawak, Peter John Jaban, juga menyatakan keprihatinannya atas kemungkinan masuknya “pengikut Hamas” di antara para pencari suaka dari Palestina.