Tajukflores.com – Apakah Anda sudah akrab dengan istilah DDoS, bagaimana modus operandi serangan ini, dan upaya pencegahan agar situs web tidak terkena dampaknya? Jika belum, mari kita eksplorasi topik ini untuk meningkatkan pemahaman Anda tentang DDoS.

Pernahkah Anda mengalami kejadian di mana server situs web tiba-tiba tidak dapat diakses tanpa alasan yang jelas? Mungkin saja situs web Anda menjadi korban serangan DDoS. Kejadian ini dapat merugikan, terutama ketika situs Anda sedang menangani banyak transaksi dari pelanggan. Namun, apakah Anda sudah memahami apa itu DDoS dan bagaimana cara mencegahnya?

Mari kita coba lebih memahami DDoS agar Anda dapat lebih waspada terhadap salah satu serangan siber ini.

Apa Itu DDoS Attack?

DDoS Attack, atau Distributed Denial of Service Attack, merupakan salah satu jenis serangan siber yang ditujukan kepada situs web. DDoS ditandai dengan jumlah traffic palsu yang melimpah ke server, sistem, atau jaringan internet. Akibatnya, situs web target tidak dapat diakses karena tidak mampu mengelola jumlah traffic yang terlalu besar masuk ke server.

Baca Juga:  Daily Cipher Hamster Kombat 10 Juli 2024, Top 10 Global Ranking Jadi Kartu Combo, Buruan Klaim!

Serangan DDoS dilancarkan oleh para peretas dengan menggunakan sejumlah besar komputer host. Mereka memerlukan banyak komputer untuk dapat membanjiri server situs web target dengan jumlah traffic yang cukup besar, menyebabkan server kelebihan beban.

Peretas tidak hanya menargetkan situs web, tetapi juga aplikasi atau layanan online lainnya, menyebabkannya menjadi tidak dapat diakses oleh pengunjung.

DDoS attack memiliki berbagai jenis, namun, para peretas umumnya lebih sering menggunakan tiga jenis serangan DDoS berikut ini:

UDP Flood: Protokol User Datagram Protocol (UDP) digunakan untuk membanjiri port secara acak pada suatu remote. Server dapat lumpuh jika tidak mampu mengelola beban port yang berlebihan.

ICMP Flood: Serangan ini bekerja dengan membanjiri permintaan ICMP. Tujuan utama serangan ini adalah menghabiskan bandwidth server sehingga situs web menjadi tidak dapat diakses.

SYN Flood: Teknik permintaan ini mirip dengan ICMP, tetapi SYN Flood menggunakan SYN. Serangan ini mengirimkan permintaan SYN ke server dalam jumlah besar dan dengan cepat, menyebabkan kepadatan traffic dan membuat situs web tidak dapat diakses.

Baca Juga:  Sandi Combo Harian Hamster Kombat Plus Kode Morse 8 Juli 2024, Borong Koin hingga 9 Juta Gratis!

Di Indonesia, serangan DDoS mengalami peningkatan selama kuartal kedua tahun 2022, dengan durasi serangan rata-rata mencapai 3.000 menit atau dua hari, meningkat 100 kali lipat dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini menjadi kekhawatiran bagi dunia bisnis Indonesia, terutama karena banyak perusahaan yang mulai melayani pelanggan secara online melalui situs web.

Apa Perbedaan antara DoS dan DDoS?

Selain DDoS, Anda juga perlu waspada terhadap DoS sebagai salah satu bentuk serangan siber. Meskipun teknik DoS dan DDoS sama-sama membanjiri server dengan traffic palsu, terdapat perbedaan signifikan di antara keduanya.

Pelaku serangan DoS hanya memerlukan satu komputer dan koneksi internet untuk melancarkan serangannya. Sebagai hasilnya, serangan DoS lebih mudah dilakukan tanpa memerlukan biaya besar. Sebaliknya, pelaku DDoS memanfaatkan jaringan komputer yang tersebar luas di seluruh dunia. Diperlukan banyak koneksi internet untuk mengalirkan serangan ke server target.