BorongĀ  – Pemerintah Daerah (Pemda) Manggarai Timur melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) akan menggelar dua festival di tahun 2024 untuk mempromosikan potensi desa wisata di daerah itu. Dua festival yang akan digelar ialah Festival Pantai Ligota dan Festival Agrowisata Golo Loni.

“Dua festival ini bertujuan untuk mengembangkan potensi wisata dan kearifan lokal, serta meningkatkan ekonomi masyarakat yang bersumber dari sektor pariwisata,” kata Rofinus Hibur Hijau, Kadisparbud Manggarai Timur, di Borong, dikutip pada Jumat, 2 Februari 2024.

Festival Pantai Ligota akan diadakan pada bulan April 2024 di Desa Wisata Compang Ndejing. Desa ini memiliki atraksi alam berupa laut yang bersih, agrowisata, budaya, dan kesenian lokal.

Daya tarik lain di desa ini adalah kawasan pantainya yang terletak di antara dua sungai, Sungai Wae Bobo dan Sungai Wae Lako. Pengunjung juga dapat menikmati persawahan yang indah sebelum sampai ke tempat wisata, serta berdayung sampan dan memancing ikan air tawar dan payau.

Sementara, Festival Agrowisata Golo Loni akan diadakan pada bulan September 2024 di Desa Wisata Golo Loni. Selain agrowisata, desa ini juga menawarkan atraksi arung jeram (river tubing) di Sungai Wae Dingin, spot pemancingan, spot foto Golo Depet, Air Terjun Cunca Neol, dan trekking bukit.

Menurut Rofinus, kedua desa wisata ini memiliki akses jalan yang bagus dan dekat dengan ibu kota kabupaten. Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di desa-desa ini telah terbentuk dan siap menyediakan homestay dan toilet umum bagi pengunjung. Warga desa juga telah siap menyambut wisatawan dengan keramahan mereka.

Festival Pantai Ligota di Desa Wisata Compang Ndejing akan diadakan bekerja sama dengan Pemerintah Australia. Pemda Manggarai Timur mengalokasikan dana sebesar Rp110 juta, dan Pemerintah Desa Compang Ndejing menambahkan Rp50 juta dari dana desa untuk menyukseskan festival ini.

Festival ini diharapkan menjadi contoh dan mendorong kemandirian desa wisata untuk menggelar festival-festival selanjutnya.

Pihaknya berharap agar kedua festival ini dapat menjadikan destinasi wisata di Manggarai Timur menjadi pilihan utama wisatawan yang berkunjung ke Pulau Flores.

“Saat ini, banyak wisatawan yang hanya transit di Manggarai Timur, makan siang, dan kemudian melanjutkan perjalanan ke Puncak Wolobobo, Taman Nasional Kelimutu, atau Taman Laut 17 Pulau Riung,” kata Rofinus.

“Kami ingin agar wisatawan tidak hanya transit, tetapi menjadikan Manggarai Timur sebagai tujuan utama dan menghabiskan waktu satu atau dua malam di sini,” tambahnya.