Tajukflores.com – Bagi umat Katolik, puasa dan pantang bukanlah kewajiban tanpa makna. Puasa dan pantang dalam ajaran Katolik bukan untuk diet atau kesehatan, melainkan sebagai tanda pertobatan, penyangkalan diri, dan persatuan dengan pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib.

Melalui tindakan sederhana ini, umat Katolik mempersatukan sedikit pengorbanan kita dengan pengorbanan Kristus demi penebusan dosa dan keselamatan dunia.

Waktu dan Ketentuan: Pahami Batasan dan Bebas Tambah

Mengutip katolisitas.org, Gereja Katolik menetapkan hari-hari dan usia tertentu untuk menjalankan puasa dan pantang. Namun, penting untuk dipahami bahwa ini merupakan aturan minimal.

Baca Juga:  Kisah Haru Cornelia dan Anak setelah Mendapat Berkat dari Paus Fransiskus di Masjid Istiqlal

Umat Katolik dibebaskan untuk memperluas dan memperdalam pengalaman rohani ini sesuai dengan kemampuan dan kehendak mereka.

Tujuan dan Makna:

Puasa dan pantang dalam ajaran Katolik bukan untuk diet atau kesehatan, melainkan sebagai tanda pertobatan, penyangkalan diri, dan persatuan dengan pengorbanan Yesus di kayu salib.

Waktu dan Ketentuan:

  • Hari Pantang:
    • Setiap Jumat sepanjang tahun, kecuali hari Jumat yang jatuh pada hari raya.
    • Rabu Abu.
    • Tujuh Jumat selama Masa Prapaskah sampai Jumat Agung.
  • Hari Puasa:
    • Rabu Abu.
    • Jumat Agung.
  • Usia:
    • Pantang: 14 tahun ke atas.
    • Puasa: 18 tahun sampai awal tahun ke-60.
  • Ketentuan Puasa:
    • Makan kenyang satu kali sehari.
    • Waktu makan kenyang dapat dipilih sendiri (pagi, siang, atau malam).
    • Makan seperlunya, tidak berlebihan.
    • Tidak makan snack/cemilan berkali-kali.
Baca Juga:  Tingkat Rasio Elektrifikasi Manggarai Capai 86,55% pada 2019

Penerapan: