Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah daerah yang mengalami kenaikan harga beras terus meningkat. Pada pekan kedua Februari, terdapat 161 daerah yang mengalami kenaikan harga beras. Jumlah ini meningkat menjadi 179 daerah pada pekan ketiga Februari.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, mengatakan bahwa harga rata-rata nasional beras juga mengalami kenaikan dari Rp14.166 per kilogram pada pekan kedua Februari menjadi Rp14.380 per kilogram pada pekan ketiga Februari.

Kenaikan ini cukup signifikan, yaitu mencapai 2,92 persen.

Baca Juga:  Penurunan Jumlah Petani Sebabkan Produksi Beras di Indonesia Menurun di Tahun 2024

“Jumlah daerah meningkat. Dari pekan kedua ke pekan ketiga,” kata Pudji dalam Rapat Pengendalian Inflasi Daerah di Jakarta, Senin (19/2).

Lebih lanjut, Pudji menjelaskan bahwa sebanyak 20 persen wilayah Indonesia mengalami harga beras lebih tinggi dari harga rata-rata nasional. Di sisi lain, terdapat 71 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia yang mengalami penurunan harga beras.

4 Langkah pemerintah Jaga Stabilisasi Stok dan Harga Beras

Sementara itu, Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkapkan bahwa pemerintah Indonesia melakukan empat cara untuk menjaga stabilisasi stok dan harga pangan beras.

Baca Juga:  Dorong Ekonomi Nasional, Pemerintah Gelar F1 Powerboat dan Kembangkan Desa Wisata di Danau Toba

Pertama, pemerintah telah menstabilkan harga beras dengan mendistribusikan bantuan pangan ke semua provinsi, kabupaten, dan kota.

“Kedua, kami melaksanakan gerakan pangan murah, yang tersedia hampir setiap minggu. Terutama menjelang bulan suci Ramadan, kami akan meningkatkan gerakan pangan murah,” ungkap Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa, saat berbincang dengan PRO3 RRI pada Senin (19/2).

Ketiga, Ketut menjelaskan bahwa pemerintah telah melakukan stabilisasi pasokan beras medium yang memiliki kualitas premium.