Jakarta – Kasus bullying yang melibatkan Legolas Rompies, anak dari presenter Vincet Rompies, dan sejumlah anak dari figur publik lainnya di Binus School Serpong, telah menimbulkan kehebohan di tengah masyarakat. Insiden ini menjadi bukti bahwa masalah perundungan masih merajalela, bahkan di institusi pendidikan yang dianggap memiliki sistem terbaik.

Pakar kesehatan mental, Imaduddin Hamzah, menyoroti fokus pendidikan intelektual yang terlalu dominan dibandingkan pendidikan mental dan karakter, menjadi salah satu faktor pemicu.

Dalam wawancara dengan Pro3 RRI, Hamzah mengungkapkan keprihatinannya.

“Sekolah-sekolah berfokus pada pendidikan intelektual bukan pada pendidikan mental dan karakter. Sehingga terjadi hal seperti ini (perundungan),” ujarnya.

Hamzah menekankan pentingnya nilai-nilai seperti toleransi, saling menghormati, dan menghargai sesama. Tanpa landasan tersebut, prestasi akademis semata tidak cukup mencegah tindak perundungan.

“Bagaimana cara toleransi, menghargai, dan menghormati bila ada teman yang cupu?” tanyanya.

Hamzah juga mengingatkan bahwa agresivitas adalah bagian alami remaja. Energi besar mereka perlu diarahkan secara positif melalui pendidikan karakter.

“Energi itu bisa saja dipengaruhi arahnya oleh kelompok,” lanjutnya.