Jakarta – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkapkan bahwa tidak semua pedagang di pasar mau menerima beras SPHP (Stabilisasi Harga Pangan Pemerintah) atau beras murah Bulog. Hal ini menjadi salah satu kendala dalam upaya pemerintah untuk menurunkan harga beras.

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa, mengatakan bahwa dalam satu pasar, terdapat pedagang yang tidak mau menerima dan menjual beras SPHP.

Contohnya, saat Presiden Joko Widodo mengunjungi pasar di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu, ditemukan pedagang yang menolak beras SPHP.

“Namun kendalanya begini. Di dalam satu pasar itu tidak semua pedagang pasar mau menerima beras SPHP untuk dijual,” kata Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), I Gusti Ketut Astawa dalam keterangannya, Kamis (22/2).

Untuk mengatasi hal ini, Bulog akan memilih pedagang yang bersedia menjual beras SPHP. Mekanismenya, Bulog akan mencatat pedagang yang bersedia dan mendistribusikan beras SPHP kepada mereka.

Diharapkan dengan adanya penyeimbang di pasar, di mana terdapat pedagang yang menjual beras SPHP dengan harga HET (Harga Eceran Tertinggi) dan pedagang yang menjual beras komersil, harga beras di pasaran dapat stabil.