Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan rencana pemerintah untuk meningkatkan kepemilikan saham di PT Freeport Indonesia menjadi 61% mendapat respons yang beragam dari berbagai pihak. Meskipun beberapa pihak mengkritik rencana tersebut, Jokowi tetap yakin bahwa langkah tersebut akan menguntungkan Indonesia.

“Kadang-kadang ini kok di dalam negeri kita ambil seperti ini ngga ada yang dukung, diem-diem saja, malah sebagian mem-bully. Tapi saya sudah biasa dihina, difitnah, dicacimaki, diejek, saya terus saja, kalau saya yakini bener, saya akan terus,” ujar Presiden Jokowi dalam acara Kongres HikmahBudhi, Kamis (28/3).

Menurut Jokowi, dengan peningkatan kepemilikan saham hingga mencapai 61 persen, pendapatan negara dari PT Freeport Indonesia juga akan meningkat.

Dia menegaskan bahwa PT Freeport Indonesia kini bukan lagi perusahaan milik Amerika Serikat, melainkan milik Indonesia, dan peningkatan kepemilikan saham ini akan memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi negara.

“Sebentar lagi (kepemilikan saham) akan kita tambah jadi 61 persen lagi. Saat sahamnya 51 persen pendapatannya 70 persen itu masuk ke negara. 70 persen,” ujar Jokowi.

“Begitu (kepemilikan saham) naik menjadi 61 persen, kita akan (mendapat) 80 persen (pendapatan) masuk ke negara,” lanjutnya.

Perjalanan Panjang Kepemilikan Saham Freeport