Yogyakarta – Jumlah kasus flu Singapura di Yogyakarta mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa pekan terakhir.

Data Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta menunjukkan, pada minggu ke-14 tercatat 68 kasus, melonjak dari 13 kasus pada minggu sebelumnya.

Menurut Kepala Seksi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Endang Sri Rahayu, peningkatan kasus flu Singapura di Yogyakarta ini diduga akibat tingginya mobilitas penduduk selama lebaran, memicu interaksi tak terkendali.

“Ditambah lagi, kewaspadaan masyarakat yang menurun pasca pandemi Covid-19, dan flu biasa yang dianggap remeh,” ujar  saat berbincang di RRI Pro3 pada Rabu (24/4).

Endang menambahkan, faktor lain yang berkontribusi adalah menurunnya kewaspadaan masyarakat pasca pandemi Covid-19, serta anggapan remeh terhadap flu biasa.

Flu Singapura, dengan gejala demam, ruam di tangan, kaki, dan mulut, memang mirip dengan flu biasa. Namun, Endang mengingatkan bahwa komplikasi serius seperti kejang demam bisa terjadi, terutama pada anak-anak di bawah 10 tahun.

“Kami menghimbau masyarakat untuk segera mencari pertolongan medis dan melakukan isolasi mandiri jika mengalami gejala flu,” imbuhnya.

Penanganan flu Singapura meliputi pemberian obat penurun demam, istirahat yang cukup, dan isolasi mandiri.

Dinkes juga terus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kewaspadaan dan langkah pencegahan.