Tajukflores.com – Di balik kesederhanaan untaian manik-manik rosarium, tersimpan makna mendalam dan sejarah panjang doa Rosario yang menghubungkan umat Katolik dengan Bunda Maria.

Doa Rosario, jauh lebih dari sekadar pengulangan doa, merupakan perwujudan cinta dan iman kepada Tritunggal Maha Kudus melalui Bunda Maria, serta renungan mendalam atas misteri keselamatan Yesus Kristus.

Asal Mula Doa Rosario: Antara Bunga Mawar dan Bidaah

Istilah Rosario berasal dari kata Latin “rosarium” yang berarti “karangan bunga mawar”. Bunga mawar dalam budaya masyarakat Eropa memiliki makna penting sebagai simbol cinta dan penghormatan.

Tradisi mengaitkan doa Rosario dengan bunga mawar berawal dari abad pertengahan, ketika umat Kristen biasa merangkaikan bunga mawar untuk dipersembahkan kepada Bunda Maria.

Munculnya doa Rosario dikaitkan dengan dua tradisi utama. Tradisi pertama mengacu pada St. Dominikus, pendiri Ordo Dominikan, pada awal abad ke-12.

Konon, Bunda Maria menampakkan diri kepada Dominikus dan memberikan Rosario kepadanya, memintanya untuk menyebarkan doa tersebut.

Tradisi kedua menghubungkan doa Rosario dengan upaya melawan bidaah Albigensian, sekelompok yang tidak percaya terhadap misteri kehidupan Kristus.

Di masa itu, Santo Dominikus dan para pengikutnya memainkan peran penting dalam menyebarkan doa Rosario dan konon berhasil “mematikan” bidaah Albigensian.

Evolusi Doa Rosario: Dari Manik-Manik Bapa Kami Menjadi Karangan Bunga Maria

Awalnya, manik-manik rosario digunakan untuk mendaraskan Doa Bapa Kami. Seiring waktu, manik-manik ini mulai digunakan untuk mendaraskan Doa Salam Maria.

Umat menyebut untaian manik-manik ini dengan nama “rosarium”, melambangkan karangan bunga mawar untuk Maria.

Doa Bapa Kami kemudian digantikan dengan Doa Salam Maria dan dibagi menjadi beberapa lingkaran lima puluhan, kemudian dibagi lagi menjadi lima perpuluhan. Doa Bapa Kami diucapkan pada awal Salam Maria, dan pada akhir perpuluhan diakhiri dengan Kemuliaan.

Doa Rosario: Senjata Perang Suci dan Kemenangan Lepanto

Doa Rosario tak hanya memiliki makna spiritual, tetapi juga memainkan peran penting dalam sejarah Gereja Katolik. Pada masa peperangan melawan Albigensian dan Turki Ottoman, doa Rosario digemakan sebagai doa perang suci untuk memohon kemenangan.

Salah satu momen penting adalah pertempuran Lepanto pada tahun 1571. Saat itu, pasukan Katolik di bawah pimpinan Don Juan berhadapan dengan pasukan Turki yang jauh lebih besar. Paus Pius V bersama umat Katolik di Roma memanjatkan doa Rosario tanpa henti.

Kemenangan pasukan Katolik dalam pertempuran Lepanto dikaitkan dengan kekuatan doa Rosario. Paus Gregorius XIII kemudian menetapkan tanggal 7 Oktober sebagai Pesta Maria Ratu Rosario, dan Paus Leo XIII menetapkan bulan Oktober sebagai bulan Rosario.

Hingga saat ini, doa Rosario tetap menjadi bagian penting dalam kehidupan umat Katolik. Doa ini bukan hanya ungkapan cinta dan penghormatan kepada Bunda Maria, tetapi juga sarana untuk merenungkan misteri keselamatan Yesus Kristus dan memperkuat iman.

Bagaikan karangan bunga mawar yang tak lekang oleh waktu, doa Rosario terus mekar, memancarkan aroma cinta dan iman kepada Kristus melalui perantaran Bunda Maria.

Tinggalkan Balasan