Tajukflores.com – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marvest) Luhut Binsar Pandjaitan diminta untuk memplester mulutnya agar tidak bicara seenaknya mengenai kebijakan pembatasan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi.

Hal itu ditegaskan Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi PKS, Mulyanto, dalam diskusi Polemik bertajuk ‘Kado Kemerdekaan, BBM Subsidi Dibatasi 17 Agustus’ yang disiarkan secara daring pada Sabtu (13/7).

“Jadi saya minta, mendingan Pak Luhut ambil plester ya ditutup aja mulutnya, jangan ngomong-ngomong deh, puasa deh, puasa bicara Pak Luhut itu,” kata Mulyanto.

Baca Juga:  Data BP2MI Kupang: 143 Pekerja Migran Asal NTT Meninggal di Luar Negeri Selama 2023

Lagipula, kata Mulyanto, kementerian terkait urusan BBM ini ada pada Kementerian ESDM. Sehingga mengenai kebijakan pembatasan BBM subsidi pada 17 Agustus tidak semestinya keluar dari mulut seorang Luhut Binsar Pandjaitan. Terlebih, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto hingga Menteri BUMN Erick Thohir sudah membantah pernyataan Luhut.

“Biarkan Menteri yang bertanggung jawab, siapa? Menteri ESDM bicara, bahwa ini loh rencana kami untuk menetapkan pembatasan, dan ini loh kriterianya yang baru diusulkan, kan gitu, lalu tanggapan publik, baru setelah dikaji, diputuskan,” tutur Sekretaris Fraksi PKS di DPR RI ini.

Baca Juga:  PKS Sebut Anies Tak Berhutang Jasa ke Prabowo, Melainkan ke Warga DKI

Menurut Mulyanto, setiap kebijakan yang dikeluarkan pemerintah harus jelas, terukur, efektif, dan hasilnya untuk sebesar-besarnya kepentingan bangsa dan negara.

“Kalau ujug-ujug Pak Luhut ngomong 17 Agustus pembatasan, Pak Airlangga menolak, Pak Erick menolak, Pak Menteri ESDM menolak, lha ini orang lihat ini dagelan pemerintah ini,” katanya.