Ruteng – Aksi unjuk rasa masyarakat adat Poco Leok di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) menolak proyek geothermal berakhir ricuh, setelah diduga terjadi tindakan kekerasan oleh aparat gabungan TNI, Polri, dan Satpol PP pada Rabu (2/10).

Beberapa warga dilaporkan mengalami luka-luka akibat penganiayaan, yang tersebar melalui media sosial.

Namun, Polda NTT membantah adanya kekerasan yang dilakukan aparat terhadap masyarakat yang memprotes pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTB) tersebut.

Menanggapi hal ini, Ketua Komite Pusat Gerakan Revolusi Demokratik (KP-GRD), Jimi Saputra, mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mencopot Kapolda NTT dan Kapolres Manggarai.

Menurutnya, kedua pimpinan ini diduga berupaya menutupi tindakan kekerasan yang terjadi selama unjuk rasa.

“Kami mendesak Kapolri serta Kadiv Propam Mabes Polri untuk turun ke lapangan dan memastikan adanya dugaan kekerasan aparat terhadap masyarakat Poco Leok. Berbagai informasi sudah tersebar di media sosial, menunjukkan adanya tindakan kekerasan dan penangkapan, bahkan ada yang luka-luka,” ujar Jimi Saputra dalam pesan singkatnya pada Sabtu (5/10).