Ahok juga menegaskan bahwa menurut undang-undang, dirinya adalah warga negara Indonesia asli, sehingga mengkritik pernyataan Anies yang dianggapnya tidak berperilaku sebagai seorang negarawan.

“Apa karena saya namanya Ahok, itu yang tidak betul seorang Anies lakukan. Bagi saya Anies sangat tidak negarawan,” ujar Ahok.

Ahok juga menyatakan keheranannya terhadap pernyataan Anies, terutama karena menurutnya tidak ada alasan untuk memecah belah bangsa setelah Anies memenangkan Pilgub DKI 2017.

Bahkan, Ahok menyebut bahwa ia tidak membawa masalah Pilgub DKI 2017 ke Mahkamah Agung (MA) dan Mahkamah Konstitusi (MK).

“Anda sudah menang, its ok gitu loh. Saya juga tidak bawa ke MA, MK. Waktu anda ulang tahun DKI, saya datang. tapi kenapa anda mesti pidato seperti itu,” ungkapnya.

Ahok juga mengingatkan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) merestui Anies untuk maju dalam Pilgub DKI 2017. Ini terbukti ketika Jokowi mengutus Pratikno untuk bertemu dengan Prabowo Subianto.

“Lagian Pak Jokowi juga kalau baca kirim Pratikno ke Kertanegara, Pak Jokowi merestui Anies kok karena Pak Jokowi menganggap saya sudah selesai penista agama. Beliau suruh Bu Risma yang maju. Saya mengerti,” jelas Ahok.

Dengan pernyataan ini, Ahok menegaskan bahwa tidak ada rencana kemitraan politik antara dirinya dan Anies Baswedan dalam Pilgub DKI 2024, sambil menyoroti perbedaan pandangan dan pendekatan politik keduanya.