Aliansi Pemuda Manggarai Menggugat (APM) yang tergabung dari Gerakan Mahasiswa Pemuda dan Rakyat Manggarai Timur (GEMPAR Matim) dan Pergerakan Mahasiswa Manggarai (PMM) menggelar aksi di depan Gedung PLN Rayon Ruteng, Rabu (19/8).

Massa aksi menuntut soal polemik dan tumpang tindih permasalahan yang terjadi di lapangan mengenai biaya pemasangan instalasi, meteran dan Sehen (Cahaya Surya) di Desa Satar Punda, Desa Satar Kampas dan Desa Satar Padut yang belum kunjung menemukan titik terang. 

“Berdasarkan hasil investigasi kami dapat di lapangan ada beberapa kejanggalan yang terjadi pada biaya pemasangan meteran dan instalasi listrik di Kecamatan Lambaleda, Desa Satar Kampas, Desa Satarpadut, dan Desa Satar Punda,” ujar Arman, Jenderal Lapangan.

Baca Juga:  Ikuti Agama Calon Istri, Bharada Richard Eliezer Resmi Peluk Keyakinan Katolik

Arman mengatakan, perbedaan biaya pemasangan ini sangat tidak memiliki dasar yang jelas dan memberatkan masyarakat dari tiga desa di Kecamatan Lambaleda, Kabupaten Manggarai Timur. 

“Hari ini kami ingin direktur PLN Rayon Ruteng harus bertanggung jawab atas polemik ini. Ini tidak rasional. Jika biaya pemasangan meteran dengan daya 900 va di Desa Satar Punda sebesar Rp 1.601.000, sedangkan di Desa Satar Kampas sebesar Rp 2.100.000 dan Desa Satar Padut sebesar Rp 1.900.000. Ini harus punya dasar yang jelas sehingga terjadi perbedaan biaya,” katanya.

Menurutnya, dalam polemik ini PLN Rayon Ruteng tidak menjalankan fungsi kontrolnya. 

“Kami juga kecewa sikap yang di tunjukan oleh pihak PLN. Beberapa hari kami sudah melakukan unjuk rasa di kantor PLN Ranting Reo dan mereka sudah menjanjikan untuk mengkonfirmasi terkait tuntutan kami hari Sabtu. Namun sampai hari Minggu belum ada konfirmasi lanjutan. Ini kan tidak ada itikad baik dari PLN kepada kami dan kepada masyarakat Lambaleda,” tegasnya.

Baca Juga:  PPKM Level 4, Bupati Sumba Timur Akan Lakukan Pengawasan Hingga RT/RW

Setelah melakukan aksi unjuk rasa untuk menyampaikan tuntutan. Massa aksi di terima oleh pihak PLN untuk melakukan audiens. Namun di waktu bersamaan direktur PLN Rayon Ruteng sedang tidak berada di tempat. 

Melalui via telepon seluler direktur PLN Rayon Ruteng menerima dan mendengarkan tuntutan dari masa aksi.