Jakarta – Banyak orang ragu mengonsumsi telur karena takut kolesterol naik dan membahayakan jantung. Tapi penelitian terbaru dari Duke Clinical Research Institute di Amerika Serikat menunjukkan bahwa makan telur setiap hari tidak berdampak buruk pada kolesterol.

Hasil penelitian ini dipresentasikan di Sesi Ilmiah Tahunan American College of Cardiology. Para peneliti mengamati 140 pasien dengan atau berisiko tinggi terkena penyakit kardiovaskular selama empat bulan.

Setengah dari pasien diminta makan 12 telur atau lebih per minggu, sedangkan sisanya makan kurang dari dua telur per minggu.

“Ini adalah penelitian kecil, tapi ini memberi kita kepastian bahwa mengonsumsi telur yang diperkaya tidak masalah sehubungan dengan efek lipid selama empat bulan, bahkan di antara populasi yang lebih berisiko tinggi,” kata Nina Nouhravesh, MD, peneliti di Duke Clinical Research Institute di Durham, North Carolina, dan penulis utama studi tersebut, seperti dikutip dari American College of Cardiology, Sabtu (30/3).

Telur adalah sumber protein dan kolesterol makanan yang umum dan relatif murah. Nouhravesh dan timnya ingin melihat secara khusus telur yang diperkaya karena mengandung lebih sedikit lemak jenuh.

Di dalamnya juga terdapat vitamin dan mineral, seperti yodium, vitamin D, selenium, vitamin B, serta asam lemak omega-3. Dalam penelitian ini, pasien secara acak ditugaskan mengonsumsi 12 butir telur yang diperkaya dalam seminggu.

Mereka dipersilakan mengonsumsinya dengan dimasak sesuai cara yang mereka suka, seperti direbus, dadar, dan lainnya. Ada juga yang dipersilakan mengonsumsi kurang dari dua butir telur per minggu.