Jakarta – Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr. Surahman Hakim, mengatakan bahwa orang tua tidak perlu khawatir jika anak perempuan mereka yang berusia 9-10 tahun belum atau tak kunjung mengalami haid atau datang bulan.

Surahman mengungkapkan haid pada anak yang duduk di kelas 3-4 Sekolah Dasar (SD) itu terjadi karena fenomena haid atau datang bulan yang muncul lebih cepat pada anak di zaman sekarang.

“Padahal, kira-kira 20 tahun yang lalu itu rata-rata sekitar 11-12 tahun (baru haid). Nah, jadi hal ini membuat ibu-ibu jadi bingung, ya,” katanya dalam sebuah diskusi, dikutip Rabu (20/3).

Surahman mengatakan hal tersebut dipengaruhi oleh adanya perkembangan nutrisi dan gizi, serta paparan berbagai macam faktor eksternal yang menyebabkan pematangan sel telur anak perempuan menjadi lebih cepat.

Ia menyebut beberapa faktor eksternal yang dapat berpengaruh di antaranya seperti makanan siap saji (fast food) dan kualitas udara yang semakin memburuk, yang salah satunya diakibatkan oleh polusi udara.

Meski demikian, ia menegaskan agar para orang tua tak perlu khawatir jika memiliki anak yang belum mengalami haid, karena sejatinya setiap perempuan telah memiliki sel telur sejak lahir.

“Jadi, warisan sel telur pada wanita itu tidak dibentuk, beda dengan laki-laki, sperma itu dibentuk. Kalau pada wanita, sel telur itu sudah dapat ketika dia lahir, kemudian dalam proses tertentu, bayi, balita, sampai anak-anak itu dia dalam kondisi freeze begitu ya. Nah, kemudian pada saat menstruasi, hormon dari otak itu mengatur pematangan sel telur secara bertahap,” paparnya.