Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) beraudiensi dengan Kementerian Agama Republik Indonesia dalam membahas terkait beberapa persoalan, Rabu (5/8).

Audiensi itu dipimpin langsung oleh Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi di kantor Kemenag RI dan didampingi beberapa staf. Sementara perwakilan dari PMKRI sebanyak 6 orang.

Audiensi ini dilakukan untuk beberapa tujuan. Pertama, untuk memperkenalkan kepengurusan baru Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia periode 2020-2022.

Kedua, menyoroti beberapa isu dan permasalahan sosial yang berhubungan langsung dengan tugas dan tanggung jawab Kemenag. Ketiga, PMKRI menyampaikan beberapa program kerja yang berhubungan dengan Kemenag selama satu periode kepengurusan. 

Dalam kesempatan itu, Ketua PMKRI Benidiktus Papa menyampaikan apresiasi terhadap Kemenag yang selama ini menjadi salah satu pelopor dalam penanganan COVID-19.

“Kami atas nama Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia, menyampaikan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya kepada bapak Menteri dan seluruh jajaran, karena kami lihat bahwa kementerian agama menjadi salah satu pelopor dalam hal bagaimana menekan angka COVID. Termasuk beberapa bulan yang lalu bapak menteri mengeluarkan surat edaran untuk semua institusi agama, agar proses keagamaan itu bisa ditiadakan,” ujar Benediktus Papa dalam rilis pers yang diterima Tajukflores.com, Kamis (6/8).

Kemudian, PMKRI juga menyoroti isu radikalisme yang cenderung lebih masif berkembang di perguruan tinggi besar.

Pihaknya, kata Benediktus, melihat bahwa isu radikalisme sangat penting untuk di kawal. Terutama di beberapa kampus. Dan menurut riset rata-rata paham radikalisme menyebar di kampus-kampus besar.

PMKRI juga menyoroti masalah Pancasila yang sedang diperbincangkan oleh masyarakat akhir-akhir ini dan meminta arahan dari Menag.

“Berkaitan dengan isu-isu kebangasaan yang hari-hari ini masih hangat, termasuk soal Pancasila. Tentu kami ingin memohon arahan dari bapak Menteri. Terlebih khusus untuk bagaimana kami dari mahasiswa Katolik bisa memberikan kontribusi bagi bangsa dan negara,” kata Benediktus.

Dalam kesempatan itu, Kemenag juga menyampaikan beberapa program penting yang berkaitan dengan radikalisme dan pendidikan di Papua.

Untuk menangani masalah radikalisme, Kemenag akan merancang program “Da’i Bersertifikat” yang akan dilaksanakan pada tahun 2020.  

Rencananya Dahi Bersertifikat dipersiapkan untuk bisa menyampaikan ceramah-ceramah di lembaga-lembaga pemerintah dan BUMN.