Salah satu korban, Farhan Rizky Rhomadon, bahkan mengalami luka sabetan senjata tajam.

Sementara itu, pihak kepolisian menyatakan mereka sedang mendalami kasus ini dengan serius. Kapolres Tangerang Selatan AKBP Sarly Sollu mengatakan pihaknya telah memeriksa beberapa saksi dan mengamankan sejumlah barang bukti.

Ferdinandus mengatakan kasus penganiayaan terhadap mahasiswa Katolik di Tangerang ini kembali menjadi pengingat bahwa intoleransi masih menjadi persoalan serius di Indonesia.

“Penting bagi semua pihak untuk saling menghormati perbedaan dan menjaga kebebasan beragama. Kita harus bersatu padu melawan segala bentuk intoleransi dan kekerasan demi mewujudkan Indonesia yang damai dan harmonis,” ujar Ferdinandus.

“Kami memperjuangkan keadilan, kesetaraan, dan kemakmuran bersama-sama dengan motto yang melekat kuat dalam hati, “Katong Bajaga NTT” – kita adalah Bajaga NTT,” ujar Ferdinandus.

Sebelumnya, Ketua Umum Ketum Perkumpulan Alumni Margasiswa Republik Indonesia (Patria) Agustisnus Tamo Mbapa mengutuk keras kepada pelaku penyerangan kelompok mahasiswa yang sedang berdoa pada Minggu (5/5/2025) malam di RT 007 / RW 002 Kelurahan Babakan, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan (Tangsel) Provinsi Banten.

Lebih lanjut, Gustaf sapaan Agustinus Tamo Mbapa meminta Kapolri segera untuk menangkap dan memproses secara hukum para pelaku penyerangan tersebut.

“Kami meminta Polri untuk menindak para pelaku penyerangan terhadap para mahasiswa yang sedang berdoa,” tegas Gustaf