Sejumlah pelaku pariwisata di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) ternyata berhenti melakukan aksi mogok dalam melayani aktivitas wisata di daerah tersebut.

Padahal, sebelumnya, mereka memutuskan untuk mogok melayani para wisatawan, termasuk dalam hal jasa transportasi, yang disepakati berlangsung dari 1 hingga 31 Agustus mendatang sebagai bagian dari upaya penolakan terhadap kebijakan pemerintah yang menaikan tarif masuk ke Kawasan TN Komodo menjadi Rp3,75 juta.

Dari pengamatan Tajukflores.com pada Rabu (3/8) pagi, terlihat sejumlah pelaku pariwisata cukup ramai melakukan aktivitas antar-jemput tamu di Bandara Komodo, Labuan Bajo.

Sejumlah kendaraan roda dua dan roda empat terpantau ramai keluar masuk area penurunan penumpang pada tempat keberangkatan di Bandara.

Kendaraan-kendaraan itu terdiri dari mobil pribadi, mobil milik sejumlah tempat penginapan, dan ada juga mobil dinas dari Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Barat.

Suasana di dalam Bandara juga terlihat ramai dipadati oleh sejumlah wisatawan baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.

Baca Juga:  Komentar Meldyanti Hagur Usai Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Suap Proyek APBD Manggarai

Batal Mogok

Sebelumnya, diberitakan bahwa Angkutan Wisata Darat (Awstar) Labuan Bajo, salah satu dari 28 asosiasi pariwisata yang melakukan mogok kerja di Labuan Bajo tiba-tiba menyatakan undur diri atau keluar dari perjuangan mereka untuk menolak kenaikan tiket masuk Rp3,7 juta ke Taman Nasional Komodo (TNK).

Hal itu disampaikan Awstar dalam sebuah video pendek yang beredar di media sosial, Selasa (2/8).

Video pernyataan Awstar itu diduga direkam di Mapolres Manggarai Barat, setelah salah satu anggota mereka mendapatkan kekerasan dari aparat kepolisian di sekitar Bandara Komodo, Labuan Bajo pada Senin, (1/8).

Dalam pernyataan sikapnya, Awstar mengatakan undur diri dari aksi demonstrasi dan mogok massal yang dinilai bertentangan dengan hukum.

“Kami berjanji untuk tidak melakukan aksi demonstrasi atau aksi mogok yang bertentangan dengan hukum,” ujar Ketua Awstar, Kristoforus saat membacakan surat pernyataan, seperti dikutip Tajukflores.com, Selasa (2/8).

Selain Awstar, pernyataan untuk tidak lagi melakukan aksi demonstrasi dan mogok juga disampaikan oleh Badan Pengurus Cabang Perhimpunan Hotel dan Restoran (BPC PHRI) di Labuan Bajo.

Baca Juga:  BPJS Kesehatan Pastikan Layanan JKN Mudah dan Cepat Saat Libur Lebaran 2024

Dalam keterangannya yang diterima Tajukflores.com pada Rabu (3/8), Ketua BPC PHRI Manggarai Barat Silvester Wanggel menyatakan, terhitung mulai 3 Agustus 2022, seluruh hotel dan restoran yang ada di Labuan Bajo akan kembali melayani aktivitas pariwisata di daerah itu.

Wanggel menjelaskan, dengan dinyatakannya sikap tersebut, seluruh aktivitas pariwisata di daerah destinasi wisata super prioritas itu kembali berjalan normal seperti biasanya.

Selain itu, Wanggel juga mengklaim bahwa saat ini, ada 19 asosiasi pariwisata yang sudah melakukan penandatanganan kesepakatan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan wisatawan yg berlibur di Labuan Bajo.

“Kesepakatan bersama ini dilakukan di Mapolres Manggarai Barat hari 3 Agustus 2022. Demikian himbauan ini dibuat, atas perhatian kita semua tak lupa saya sampaikan terima kasih. Salam pariwisata,” tulis Silvester Wanggel dalam keterangan tertulisnya.*