Labuan Bajo – Pelaku pariwisata di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) Adrianus Keh mengatakan turis asal Jerman paling banyak mengunjungi Labuan Bajo setelah turis domestik. Namun, jumlah itu tak sebanding dengan ketersediaan guide bahasa Jerman yang jumlahnya masih sangat minim di daerah itu.

“Tamu banyak cuma kita keterbatasan di guide (bahasa Jerman). Guide tidak banyak, permintaan besar, banyak permintaan,” ungkap Adrianus dalam seminar bertajuk “Peran Bahasa Jerman dalam Perkembangan Pariwisata NTT” di Labuan Bajo, Jumat, 23 November 2023.

Oprational Manager PT Manumadi Tour and Travel di Labuan Bajo ini mengungkapkan, jumlah guide bahasa Jerman di daerah pariwisata super prioritas itu sekitar 15 orang. Namun, hanya lima orang yang berlisensi.

Padahal, kata dia, permintaan untuk guide bahasa Jerman itu cukup tinggi. Sebab, selain turis asal Jerman, permintaan untuk guide bahasa Jerman juga datang dari sejumah negara Eropa yang menggunakan bahasa Jerman, seperti Swiss dan Austria.

“Untuk Eropa market tamu terbanyak dari sana, Jerman, Swiss, Austria, baru Belanda, Spanyol, Itali,” ujarnya.

Menurutnya, banyak orang di Labuan Bajo yang bisa berbahasa Jerman, namun tak semuanya bisa menjadi guide.

“Permintaan guide bahasa Jerman di Labuan Bajo sangat tinggi namun kita terbatas. Ada banyak yang bisa bahasa Jerman namun untuk menjadi guide tidak hanya bisa bahasa Jerman. Harus tahu pariwisata, budaya adat istiadat,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa upah jasa guide bahasa Jerman di Labuan Bajo lebih mahal dari guide bahasa Inggris. Adrianus mengatakan setiap guide bahasa Jerman dibayar Rp350.000 perhari.

Bayarannya bertambah menjadi Rp450.000 ribu perhari jika turis melakukan aktivitas trekking. Adapun guide bahasa Inggris dibayar Rp275 ribu perhari.

Menurut dia, guide bahasa Jerman bisa membawa pulang Rp1 juta lebih per trip, karena paket trip biasanya 3-4 hari. Upah guide ini dibayar oleh agen travel yang meng-handle perjalanan wisata turis berbahasa Jerman di Labuan Bajo.

“Biasanya Jerman empat hari,” kata Adrianus.

Adapun bayar jasa guide paling mahal di Labuan Bajo adalah guide bahasa Mandarin sebesar Rp800.000 perhari, disusul Spanyol dan Italia Rp600.000 per hari.

“Tamu Mandarin biasanya grup, agak mahal (bayar jasa guide),” ujar Adrianus.

Kepala Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif, dan Kebudayaan Manggarai Barat Pius Baut mengatakan tingginya kunjungan wisatawan Eropa, tertinggi setelah turis domestik, ke Labuan Bajo menjadi peluang bagi masyarakat setempat, termasuk guide. Menurut Pius, pendapatan seorang guide di Labuan Bajo nyaris sama dengan gajinya sebagai Kepala Dinas.

“Sekali trip dapat Rp700 ribu, sebulan 10 kali trip, itu sudah Rp7 juta. Gaji saya Rp7,5 juta yang kuliahnya jual tanah, jual kerbau,” ujar Pius Baut.