Aksi mereka, kata Doni, mewakili masyarakat di kampung Cumbi dan Nalis dimana rumah, ladang dan sawahnya digusur untuk proyek KSPN tanpa ada ganti rugi.
“Banyak jalur kami tempuh selama ini, tapi tidak pernah ada tanda-tanda berhasil atau jawaban pasti terkait nasib mereka. Ketika minta perhatian Pak Jokowi saat rombongan lewat, spanduk, bendera spanduk yang kami bawa disita, dan kami dipaksa untuk ke Polsek Komodo,” jelas Doni.
Menurut Doni, saat ini ia dan dua tetua kampung masih ditahan di Polsek Komodo untuk dimintai keterangan. Doni sempat menanyakan alasan polisi menahan ketiganya, namun belum mendapatkan jawaban.
“Kami diambil identitas, dan ditanyakan terkait peristiwa tadi. Alasan melakukan aksi itu dan lain-lain,” pungkas Doni Parera.