Filosofi ‘Gendang One Lingko Pe’ang’ berarti satu kesatuan utuh antara rumah sebagai tempat tinggal dan tanah adat (lingko) sebagai tanah garapan yang dikuasai sebagai hak milik dan diwariskan secara turun- temurun oleh nenek moyang’.

“Parapuar nantinya harus menjadi etalase produk pariwisata dan ekonomi kreatif Floratama, dengan pendekatan budaya dan ekologis yang holistik. Ini akan tertuang dalam koefisien bangunan, luas area yang akan dibangun, serta penghutanan kembal kawasan Parapuar,” imbuh Frans.

Sementara Uskup Ruteng, dalam kesempatan audiensi dengan jajaran BPOLBF, berharap adanya keterlibatan dan manfaat yang diterima masyarakat lokal terhadap pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif paska Labuan Bajo ditetapkan sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas.

“Melihat Labuan Bajo sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas ini sebenarnya menjadi peluang besar untuk masyarakat, kita coba memberi partisipasi kita melalui event Golo Koe sebagai perjalanan spiritual, kita bersama pemerintah dan segenap elemen menginisiasi event ini untuk meningkatkan pertumbuhan dan pengembangan Masyarakat yang lebih baik ke depannya,” ujar Uskup Sipri.

Uskup Sipri juga menambahkan tentang beragam program konkret yang sudah dijalankan dalam pengamalan tahun Ekologi Integral seperti program Kolekte Sampah, program penanaman pohon, program pemberdayaan masyarakat, serta pertanian organik.

“Terima kasih untuk dukungan dan partisipasi aktifnya selama ini. Harapannya, segala niat dan kolaborasi baik ini terus berlanjut ke aspek-aspek lainnya dan tentunya membawa manfaat bagi masyarakat luas, secara khusus di wilayah Keuskupan Ruteng” tukas Uskup Sipri.

Turut hadir dalam audiensi dengan Uskup Ruteng ialah Direktur Pemasaran BPOLBF, Raisa Lestari Niloperbowo, Kepala Divisi Pemasaran Mancanegara BPOLBF, Sesar Andriawan, serta staf BPOLBF.