Pihak Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) menemukan 23,21 persen produk yang sudah kedaluwarsa di daerah tersebut selama akhir Maret hingga akhir April 2022.

Berdasarkan penjelasan Kepala BPOM Kupang Tamran Ismail pada Selasa (26/4), sejumlah produk yang sudah kedaluwarsa tersebut ditemukan dari 112 sarana.

“Sejumlah produk kedaluwarsa itu kami temukan setelah melakukan intensifikasi pengawasan makanan di sejumlah toko, swalayan, serta gudang-gudang sembako yang ada di NTT,” terang Ismail di Kupang.

Adapun pemeriksaan terhadap sejumlah produk tersebut dilakukan terkait dengan Intensifikasi Pengawasan Pangan Ramadan dan Jelang Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah.

Proses pemeriksaan dan pengawasan terhadap hal tersebut, demikian Ismail, dilakukan oleh BPOM Kupang dengan bantuan atau kerja sama dengan Pemerintah Provinsi NTT.

Baca Juga:  Caleg Nasdem Dihukum 3 Bulan Penjara Gegara Kampanye Libatkan Anak Bawah Umur

“Dari 23,21 persen tersebut, pangan kedaluwarsa lah yang menempati urutan terbanyak yakni mencapai 48 jenis pangan,” ungkap Ismail.

Adapun selain ditemukannya sejumlah produk kedaluwarsa tersebut, pihak BPOM juga menemukan adanya makanan yang rusak dan tanpa izin edar dijual di berbagai sarana penjualan.

“Ditemukan merata di Sumba, Kupang, Atambua, sedangkan untuk Ende dan Manggarai Barat yang adalah kantor lokal melaporkan sendiri ke pusat,” tutur dia.

Terkait dengan potensi pelanggaran dari sejumlah produk yang kedaluwarsa, rusak atau yang tidak memiliki izin edar, pihak BPOM akan melihatnya dari segi jumlah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah itu terjadi karena disengaja atau memang karena keteledoran.

Baca Juga:  BMKG: Gempa di Laut Flores Akibat Patahan Geser, Terasa Seperti Getaran Truk

“Setelah temuan juga akan diberikan peringatan dan pembinaan. Pemeriksaan kronologis juga akan dilakukan apakah sebelumnya pernah terdapat temuan, ada peringatan atau pembinaan. Bila dapat ketentuan yang dilanggar lagi maka akan dinaikan menjadi suatu kasus. Kita lihat dari kronologinya dulu dan histori sebelumnya,” kata Ismail.

Ismail sendiri menghimbau kepada seluruh warga NTT agar selalu mengecek setiap produk yang dijual diberbagai sarana penjualan sebelum membelinya. Hal itu penting untuk menghindari produk yang kedaluwarsa ataupun yang rusak.*