BTNK Ungkap Alasan Taman Nasional Komodo Ditutup untuk Wisata secara Reguler

Selasa 16-07-2024, 17:48 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pintu masuk ke kawasan Taman Nasional Komodo. 
PT Flobamor kembali menaikan tarif naturalist guide secara diam-diam tanpa melibatkan pelaku dan asosiasi pariwisata Labuan Bajo. Foto: Tajukflores.com/Istimewa

Pintu masuk ke kawasan Taman Nasional Komodo. PT Flobamor kembali menaikan tarif naturalist guide secara diam-diam tanpa melibatkan pelaku dan asosiasi pariwisata Labuan Bajo. Foto: Tajukflores.com/Istimewa

Tajukflores.com – Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) berencana menutup Taman Nasional (TN) Komodo secara reguler pada hari-hari tertentu untuk mengurangi dampak negatif aktivitas wisata terhadap habitat komodo. Langkah ini bertujuan menjaga keberlanjutan sumber daya alam TNK.

Kepala BTNK, Hendrikus Rani Siga, menjelaskan bahwa rencana penutupan ini akan melalui konsultasi publik dan kajian ilmiah sebelum diterapkan.

Baca Juga:  Kapal Pesiar Pasific Explorer Bawa 2.434 Turis Sandar di Bali

“Jika para pihak bisa menerima rencana ini, kita akan wujudkan sebagai upaya untuk menjaga sumber daya alam TNK secara berkelanjutan,” ujar Hendrikus saat dikonfirmasi oleh Tajukflores.com pada Selasa (16/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Penutupan kunjungan wisatawan ke TNK ini diharapkan terealisasi pada pertengahan tahun depan setelah kajian ilmiah dan masukan dari berbagai pihak terkait.

Baca Juga:  Profil Romo Hironimus Pakaenoni, Uskup Baru Keuskupan Agung Kupang

Selama ini, TNK menjadi salah satu daya tarik utama Labuan Bajo, menarik ratusan ribu pengunjung setiap tahun dari berbagai belahan dunia. Wisatawan yang datang ke Labuan Bajo cenderung terkonsentrasi di TNK.

Penutupan reguler ini juga diharapkan dapat meningkatkan kunjungan ke spot wisata daratan di Manggarai Barat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Tajukflores.com. Mari bergabung di Channel Telegram "Tajukflores.com", caranya klik link https://t.me/tajukflores, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : Fons Abun

Editor : Marcel Gual

Berita Terkait

Rute Perdana AirAsia Kuala Lumpur-Labuan Bajo Tingkatkan Peluang Ekonomi dan Destinasi
AirAsia Buka Rute Internasional Kuala Lumpur-Labuan Bajo
Cara Membedakan Jetbus MHD, HHD dan SHD
BPOLBF dan Garuda Indonesia Gelar Table Top dan Famtrip untuk Perluas Pangsa Pasar Australia
Perkuat SDM dan Fasilitas Keamanan, Upaya Pemerintah Tingkatkan Jaminan Keamanan dan Keselamatan Wisata di Labuan Bajo
Sumbang Rp126 Juta, Target PAD Pariwisata Manggarai Turun, Baru 4 Destinasi yang Berkontribusi!
Menjelajahi Keindahan 5 Gunung Berapi Tertinggi di Indonesia
Tenggelam di Labuan Bajo, Wisatawan Tuntut Pertanggungjawaban KM Budi Utama
Berita ini 63 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 6 September 2024 - 15:04 WIB

BKN Umumkan Perpanjangan Pendaftaran dan Penyesuaian Jadwal Seleksi CPNS 2024

Jumat, 6 September 2024 - 13:46 WIB

Dana Beasiswa PIP Kemendikbud September 2024 Cair: Cek Rekening Anda Sekarang!

Kamis, 8 Agustus 2024 - 19:18 WIB

Panduan Lengkap Perpanjangan Visa on Arrival (VOA) di Indonesia: Kelayakan, Proses Aplikasi, dan Tips 

Kamis, 18 Juli 2024 - 13:40 WIB

Klarifikasi Penulis Novel Bramana’s Family Dinilai Playing Victim, Netizen Geram dan Tagar #JusticeForNova Menggema

Kamis, 18 Juli 2024 - 12:27 WIB

Terkuak Profesi Hans dan Rita Tomasoa, Pasutri Lansia Tewas Membusuk di Jonggol

Rabu, 17 Juli 2024 - 18:17 WIB

7 Rahasia Mencuci Baju Putih Tetap Cerah dan Bersih

Selasa, 16 Juli 2024 - 20:49 WIB

Tol Ngawi Bojonegoro Kapan Dibangun? Ini Desa yang Terdampak Tol Ngaroban dan Jadwal Pembebasan Lahan

Minggu, 14 Juli 2024 - 18:47 WIB

WhatsApp Kembangkan Fitur Translate Otomatis dalam Chat

Berita Terbaru

Sejumlah ekor mamalia paus terdampar di pesisir pantai di Kabupaten Alor. ANTARA/Ho-warga.

Daerah

BKKPN Selidiki Kasus 50 Ekor Paus Terdampar di Alor NTT

Sabtu, 7 Sep 2024 - 15:40 WIB