Mataram – Buku berjudul ‘Buku Hitam Prabowo, Sejarah Kelam Reformasi 1998’ yang menyoroti isu pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) dibedah dalam sebuah diskusi di Bonum Kafee, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu, 17 Desember 2023 sore.

Majas Prihatin, seorang aktivis 98 yang memulai diskusi ini, mengungkap bahwa Buku Hitam Prabowo Subianto yang ditulis ditulis oleh Buya Aswar Furgdyama tersebut terdiri dari tujuh bab yang mengulas berbagai isu.

Bab-bab tersebut meliputi permasalahan penculikan aktivis, kerusuhan Mei 1998, dugaan upaya Prabowo melakukan ‘kudeta’ terhadap Presiden B.J Habibie, serta jejak kelamnya di Timor-Leste dan Papua.

“Buku ini mengungkap penculikan aktivis, kerusuhan Mei 1998, dugaan upaya Prabowo melakukan ‘kudeta’ terhadap Presiden B.J Habibie serta jejak kelamnya di Timor-Leste dan Papua,” jelas Majas Prihatin, pada kegiatan Bedah Buku Hitam Prabowo, Minggu sore.

Selain itu, lanjut Majas, buku ini mengelaborasi mengapa Prabowo menjadi ancaman bagi masa depan demokrasi Indonesia dan apa yang sedang dipertaruhkan jika ia menjadi presiden.

Seperti yang terekam dalam buku ini, lanjut Majas Prihatin, keterlibatan Prabowo dalam kasus-kasus pelanggaran HAM, seperti penculikan aktivis, kerap dituding sebagai isapan jempol semata atau kaset rusak yang diputar menjelang pemilihan presiden.

“Kita ini menganut demokrasi yang mana, sementara demokrasinnya sudah rusak. Makanya, Pemilu 2024 mendatang harus dijadikan ruang mengevaluasi dan memeriksa rekam jejak para calon Presiden dan Wakil Presiden kita,” ujar Majas.

Majas juga menegaskan, seperti yang diulas dalam buku, muncul oleh sebab belum adanya proses hukum untuk Prabowo, kendati bukti-bukti yang menunjukkan keterlibatannya amat jelas.

Sementara itu, Agus Dedi, Pengamat Politik UIN Mataram menjelaskan, seperti yang dijelaskan dalam buku ada dugaan keterlibatan Prabowo.