Sekelompok massa yang menamakan diri Brigade Muslim Indonesia (BMI) melakukan sweeping terhadap beberapa buku yang dipajang di Gramedia yang disebut berbau paham Marxisme di Makassar. Kelompok itu turut merazia buku-buku Franz Magnis Suseno.

“Buku-bukunya Franz Magnis kalau tidak salah yang salah satunya mereka sita,” kata GM Corporate Communication Gramedia, Saiful Bahri, melansir detikcom, Selasa (6/8/2019).

“Kalau tidak salah kan ini kan buku ilmiah,” sambungnya.

Dalam video yang beredar Minggu (4/8/) kemarin, ada empat orang pemuda yang melakukan razia, dan yang memegang setumpuk buku salah satunya bercover muka dari Karl Marx.

Seorang pemuda yang berada di sebelah kanan yang mengaku sebagai jubir mengatakan pihaknya meminta Gramedia mengembalikan buku-buku itu ke percetakan karena melanggar undang-undang.

“Sedang melakukan pencarian buku-buku berpaham radikal yang sebenarnya telah dilarang undang-undang,” kata pria tersebut.

“Jadi menganggap buku-buku seperti ini adalah bagian dari penyebaran paham itu dan alhamdulillah kami bekerja sama dengan pihak Gramedia untuk menarik buku ini dan mengembalikan ke percetakannya. Kita sepakat bahwa Makassar harus bebas dari paham Marxisme dan Leninisme,” sambungnya.

Tanggapan Magnis Suseno

Menanggapi bukunya ikut dirazia, Romo Magnis Franz Magnis mengaku tak acuh dengan peristiwa itu karena itu bukan hal baru baginya.

“Jadi itu bagi saya adalah tanda kebodohan besar, kebodohan yang tidak ada batasnya,” kata Magnis Selasa (6/8/2019).

Dia menyatakan bukunya bukanlah berisi anjuran agar pembaca menganut Marxisme, Marxisme-Leninisme (Komunisme). Justru bukunya itu merupakan kritik terhadap paham itu. Magnis justru mempersilakan semua pihak membacanya supaya tahu isi buku tersebut.

“Silakan dibaca saja,” kata Magnis.