Semua informasi yang mengarah kunjungan ke ke klinik aborsi dan tempat yang dapat memicu masalah hukum akan dihapus oleh Google secara otomatis.

Kebijakan perusahaan raksasa teknologi ini keluar menyusul larangan aborsi yang diumumkan Mahkamah Agung Amerika Serikat beberapa waktu terakhir.

Google menguraikan perlindungan privasi baru dalam sebuah unggahan blog resminya, sebagaimana dikutip Associated Press, Minggu (3/7).

Selain secara otomatis menghapus kunjungan ke klinik aborsi, Google juga menyebutkan pusat konseling, pusat kesuburan, fasilitas perawatan kecanduan, klinik penurunan berat badan, dan klinik bedah kosmetik sebagai tujuan lain yang akan dihapus dari riwayat lokasi pengguna.

Baca Juga:  Jumlah Profesor di Indonesia Rendah, Dosen Masih Didominasi Magister

Lebih lanjut, pengguna juga selalu memiliki opsi untuk mengedit riwayat lokasi mereka sendiri, tetapi Google akan secara proaktif melakukannya untuk mereka sebagai tingkat perlindungan tambahan.

“Kami berkomitmen untuk memberikan perlindungan privasi yang kuat bagi orang-orang yang menggunakan produk kami, dan kami akan terus mencari cara baru untuk memperkuat dan meningkatkan perlindungan ini,” kata Wakil Presiden Senior Google Jen Fitzpatrick.

Janji tersebut muncul di tengah meningkatnya tekanan pada Google dan perusahaan teknologi besar lainnya untuk berbuat lebih banyak guna melindungi informasi pribadi yang sensitif melalui layanan dan produk digital mereka dari otoritas pemerintah dan pihak luar lainnya.

Baca Juga:  Istana Respon Kritik TPN Ganjar-Mahfud terkait Bansos selama Pemilu 2024

Seperti perusahaan teknologi lainnya, Google setiap tahun menerima ribuan permintaan pemerintah untuk catatan digital pengguna sebagai bagian dari investigasi pelanggaran.

Google mengatakan pihaknya menolak surat perintah penggeledahan dan tuntutan lain yang terlalu luas atau tampaknya tidak berdasar.