Pelaku UMKM mengapresiasi pelaksanaan Festival Golo Koe Labuan Bajo, sebab selain promosi wisata, juga sebagai ajang promosi produk lokal Manggarai.
Festival Golo Koe Labuan Bajo diikuti oleh 150 pelaku UMKM dari setiap paroki di Keuskupan Ruteng. Mereka setiap malamnya memamerkan produk yang dihadir warga dan wisatawan di Waterfront City, Labuan Bajo.
Acara yang berlangsung selama delapan hari tersebut dimeriahkan oleh sejumlah agenda yang menarik di panggung festival. Seperti konser musik dan teater budaya.
“Merasa bangga begitu bahwa sesuatu yang sebenarnya ini sudah ditinggalkan. Orang-orang muda kan sudah tidak lagi, jadi ini dihidupkan kembali. Jadi responnya sangat positif,” ujar Yovita, salah satu pelaku UMKM kepada Tajukflores.com beberapa waktu lalu.
Yovita menjual produk anyaman tikar dari Paroki St Monfort Poco, Desa Poco, Kecamatan Wae Ri`i, Kabupaten Manggarai. Seperti bantal tikar (tange, dalam bahasa Manggarai), kotak tisu dan tas kecil bermotif kain tenun Manggarai (mbere).
Adapun harga produk tergantung ukuran. Untuk bantal berukuran besar dibandrol Rp800 ribu dan ukuran kecil Rp250 ribu. Sedangkan, kotak tisu dijual Rp50 ribu.
“Untuk penjualan sebenarnya belum seberapa tapi tetap ada juga yang laku. Yang paling banyak laku itu bantal, kotak tisu yang terbuat dari anyaman tikar dengan tas kecil,” kata dia.
Menurut dia, rata-rata pembeli merupakan warga lokal. Sementara wisatawan dari luar, kata Yovita, membeli karena merasa tertarik dengan kualitas barang.
“Yang membeli orang-orang di sini (Labuan Bajo). Ada juga pengunjung dari luar daerah, (mereka) tidak melihat harga tapi tertarik dengan produk ini, mereka beli,” katanya.
Diketahui, Festival Golo Koe digagas oleh Keusukupan Ruteng, Kabupaten Manggarai bersama Pemerintah Daerah Manggarai Barat, Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) dan pemangku pariwisata.
Festival Golo Koe berlangsung selama 8 hari yakni dimulai pada 8-15 Agustus 2022, berpusat di Waterfront City dan Gua Maria Golo Koe Labuan Bajo.