Jakarta – Manajer Riset dan Program The Indonesian Institute (TII) Arfianto Purbolaksono menilai debat perdana capres seperti ‘ring tinju’, kurang menggali lebih dalam terhadap gagasan-gagasan ketiga capres dan justru terkesan seperti arena tinju.
Arfianto menilai debat tersebut hanya seperti memfasilitasi calon presiden dan wakil presiden untuk saling “jual beli serangan” tanpa menawarkan visi, misi, serta solusi konkret untuk ditawarkan kepada masyarakat pemilih.
“Dari sisi hiburan, cukup menghibur; tetapi substansi yang sebenarnya ingin didapatkan, justru itu yang menjadi persoalan dalam debat perdana,” kata Arfianto di Jakarta, Kamis, 14 Desember 2023.
Menurut Arfianto, para kandidat capres kurang menawarkan solusi konkret selama debat, khususnya dalam isu penegakan hukum, hak asasi manusia (HAM), dan demokrasi.
Bahkan, kata dia, dulu ketika Presiden Jokowi berdebat sebagai capres, justru lebih konkret menawarkan solusi kepada masyarakat.
“Dulu konkret, Pak Jokowi, ada menawarkan Program Kartu Indonesia Sehat, Indonesia Pintar,” kata Arfianto.
Masyarakat perlu mendengar solusi nyata yang akan dikerjakan capres, jika terpilih menjadi presiden, untuk menyelesaikan berbagai permasalahan saat ini, kata dia, dan bukan gagasan terlalu mengambang dan kurang substantif.
Dia mencontohkan pernyataan salah satu satu kandidat capres yang menyatakan ingin memperkuat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan institusi lainnya.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.