Kepengurusan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang dipimpin oleh Kaesang Pangarep, putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), mendapat perhatian luas. Namun, Partai Demokrat menekankan bahwa proses Kaesang menjadi Ketua Umum PSI berbeda secara signifikan dengan proses Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi Ketua Umum Partai Demokrat dan Tommy Soeharto yang pernah menjadi Ketua Partai Berkarya.

Deputi Badan Pemenangan Pemilu dan Kepartaian Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat, Kamhar Lakumani, menyampaikan pandangan partainya mengenai hal ini. Ia menjelaskan perbedaan dalam proses pencalonan dan pengangkatan ketua partai.

Menurut Kamhar, Tommy Soeharto sebelum mendirikan dan menjadi Ketua Umum Partai Berkarya, telah aktif berpartisipasi dalam politik sebagai anggota Partai Golkar. Hal yang sama berlaku untuk AHY, yang aktif berpolitik di Partai Demokrat selama tiga tahun sebelum akhirnya menjadi Ketua Umum.

“AHY pun demikian, berproses mulai dari Komandan Komando Golkar Sosial Masyarakat (Kogasma), Wakil Ketua Umum, baru kemudian menjadi Ketua Umum setelah 3 tahun mengabdi sebagai kader. Sementara Tommy Soeharto dan AHY keduanya memimpin partai ketika orang tua mereka tidak lagi menjabat sebagai Presiden,” jelas Kamhar kepada wartawan, Selasa (26/9).

Kamhar menyatakan bahwa perbedaan yang mencolok terletak pada fakta bahwa Kaesang Pangarep, hanya dalam waktu tiga hari setelah menjadi anggota PSI, telah menjabat sebagai Ketua Umum. Menurut Kamhar, ini merupakan rekor yang luar biasa dalam dunia politik.