Jakarta – Keputusan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden untuk mundur dari pencalonan Pilpres AS 2024 pada Minggu (21/7) menjadi sorotan publik. Sebab, pada Kamis (11/7) lalu, Biden menyatakan tidak akan mundur dari pencalonan tersebut.

Namun, penampilan debat yang buruk bulan lalu di mana Biden terlihat bingung dan tidak mampu menjelaskan sejumlah kebijakannya, memperkuat kekhawatiran publik.

Data dari Washington Post menunjukkan bahwa 67 persen responden, termasuk 56 persen di antaranya, menginginkan Biden mengundurkan diri.

Desakan untuk Mengundurkan Diri

Desakan mundur awalnya datang dari sejumlah anggota Kongres, yaitu Hillary Scholten, Greg Stanton, dan Ed Case. Ketiganya bergabung dengan pejabat Partai Demokrat untuk menyerukan pengunduran masa jabatan Biden.

Menurut Hillary Scholten, Biden telah mengabdikan hidupnya untuk melayani masyarakat Amerika dan berhasil membangun generasi kepemimpinan Amerika di era selanjutnya.

Selain faktor umur, Scholten menyebut bahwa Biden ingin memberikan kesempatan kepada kandidat lain. Berita yang mempertanyakan kinerja Biden semakin memperkuat dukungan agar Biden segera mengundurkan diri dari Pilpres 2024.

Dukungan dari Kelompok Progresif

Meski banyak desakan agar Biden mundur, ia juga mendapat dukungan dari kelompok kiri partai. Anggota Kongres Ilhan Omar dan Alexandria Ocasio-Cortez, anggota parlemen berhaluan kiri terkemuka lainnya, menolak seruan agar Biden mundur dari pencalonan.

Senator Bernie Sanders juga mendukung Biden dan menyerukan kebijakan yang lebih progresif.