Di Gunungkidul, Hama Tanaman Bisa Jadi Makanan Lezat

Selasa 17-10-2023, 19:11 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Munculnya hewan dengan nama ‘Puthul’ di Gunungkidul, Yogyakarta bagi sebagian warga setempat menjadi berkah tersendiri. Mereka yang suka, biasa memburu hama tanaman ini untuk dijadikan makanan tambahan.

Puthul dan belalang merupakan salah satu kuliner ekstrim di Gunungkidul, karena memiliki banyak protein dan rasanya enak dan gurih. Tak heran jika hewan jenis serangga ini banyak diburu untuk dijadikan pundi-pundi rupiah.

Bagi penggemarnya, kedua sajian ini bagai klangenan, tak jarang orang yang sudah merantau keluar dari Gunungkidul sesekali merindukan Belalang dan Puthul goreng, serangga ini menjadi makanan yang renyah saat digigit setelah digoreng.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Salah satu penikmat Puthul, Agus, warga Kranon, Kepek, Wonosari mengatakan, Puthul akan mudah dijumpai saat memasuki musim hujan. Hewan berwarna coklat dan memiliki sayap ini biasa hinggap pada ranting dan daun yang berada di area persawahan.

Baca Juga:  10 Hotel Terbaik Tepi Laut di Labuan Bajo

“Pencarian Puthul tidaklah sulit, kita hanya membutuhkan lampu penerangan. Hewan yang memiliki panjang 1,2-1,4 cm ini akan keluar setelah matahari terbenam,” katanya, Selasa (4/12/2018).

Saat berburu Puthul, Agus tidak sendiri. Ada 3-4 orang yang menemaninya, satu orang bertugas membawa lampu, teman lainya bertugas mengamankan hasil tangkapan dan melaksanakan perburuan.

Setelah hewan ini terkumpul langsung membawanya pulang dan memasaknya dengan cara dibacem. Sebelum proses dilaksanakan, Puthul tersebut di masukan ke dalam air mendidih agar mati dan bulu yang ada pada tubuh Puthul terlepas.

“Saat proses perebusan, diberi bumbu garam dan bawang putih yang telah dihaluskan, setelah itu dibacem dan digoreng, rasanya hampir mirip sama belalang,” ungkap Agus sembari menunjukan hasil masakannya.

Pecinta Puthul lainya, Raharjo Gunardi mengaku, Puthul bacem sangat cocok dimakan dengan nasi hangat, dia mengaku cita rasa Puthul hampir mirip dengan belalang. Ardi menerangkan, berburu Puthul sering dilakukan usai hujan turun.

Baca Juga:  Jumlah Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Tahun 2023 Meningkat Drastis

“Rasanya renyah, banyak yang bilang kaya dengan protein, kegiatan berburu Puthul ini sering kita lakukan bersama teman-teman,” ulasnya.

Selain dimakan sendiri, Ardi mengaku banyak mendapat pesanan Puthul dari luar kota. Tidak tanggung-tanggung, 1/4 kilogram Puthul dijualnya dengan harga Rp25 ribu. Meski harganya mahal, pesanan Puthul dari luar kota terus mengalir.

“Karena banyak yang cari saat ini habitatnya agak berkurang, beda dengan saat awal musim penghujan dulu. Tetapi jika mau teliti, masih bisa kita dapatkan 1/2 kilogram setiap malamnya,” katanya.

Puthul atau Phyllophaga hellery adalah salah satu hama yang menjadi musuh besar petani. Hewan yang merupakan famili Scarabaeidae sub famili Melolonthinae dari ordo Coleoptera ini aktif menyerang perakaran tananan padi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Tajukflores.com. Mari bergabung di Channel Telegram "Tajukflores.com", caranya klik link https://t.me/tajukflores, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Berita Terkait

Rute Perdana AirAsia Kuala Lumpur-Labuan Bajo Tingkatkan Peluang Ekonomi dan Destinasi
AirAsia Buka Rute Internasional Kuala Lumpur-Labuan Bajo
Cara Membedakan Jetbus MHD, HHD dan SHD
BPOLBF dan Garuda Indonesia Gelar Table Top dan Famtrip untuk Perluas Pangsa Pasar Australia
Perkuat SDM dan Fasilitas Keamanan, Upaya Pemerintah Tingkatkan Jaminan Keamanan dan Keselamatan Wisata di Labuan Bajo
Sumbang Rp126 Juta, Target PAD Pariwisata Manggarai Turun, Baru 4 Destinasi yang Berkontribusi!
BTNK Ungkap Alasan Taman Nasional Komodo Ditutup untuk Wisata secara Reguler
Menjelajahi Keindahan 5 Gunung Berapi Tertinggi di Indonesia
Berita ini 105 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 6 September 2024 - 15:04 WIB

BKN Umumkan Perpanjangan Pendaftaran dan Penyesuaian Jadwal Seleksi CPNS 2024

Jumat, 6 September 2024 - 13:46 WIB

Dana Beasiswa PIP Kemendikbud September 2024 Cair: Cek Rekening Anda Sekarang!

Kamis, 8 Agustus 2024 - 19:18 WIB

Panduan Lengkap Perpanjangan Visa on Arrival (VOA) di Indonesia: Kelayakan, Proses Aplikasi, dan Tips 

Kamis, 18 Juli 2024 - 13:40 WIB

Klarifikasi Penulis Novel Bramana’s Family Dinilai Playing Victim, Netizen Geram dan Tagar #JusticeForNova Menggema

Kamis, 18 Juli 2024 - 12:27 WIB

Terkuak Profesi Hans dan Rita Tomasoa, Pasutri Lansia Tewas Membusuk di Jonggol

Rabu, 17 Juli 2024 - 18:17 WIB

7 Rahasia Mencuci Baju Putih Tetap Cerah dan Bersih

Selasa, 16 Juli 2024 - 20:49 WIB

Tol Ngawi Bojonegoro Kapan Dibangun? Ini Desa yang Terdampak Tol Ngaroban dan Jadwal Pembebasan Lahan

Minggu, 14 Juli 2024 - 18:47 WIB

WhatsApp Kembangkan Fitur Translate Otomatis dalam Chat

Berita Terbaru

Sejumlah ekor mamalia paus terdampar di pesisir pantai di Kabupaten Alor. ANTARA/Ho-warga.

Daerah

BKKPN Selidiki Kasus 50 Ekor Paus Terdampar di Alor NTT

Sabtu, 7 Sep 2024 - 15:40 WIB