Selain itu, ia juga mengungkapkan adanya praktik pilih-pilih tamu dalam pelayanan oleh naturalist guide. Hal ini tentu saja tidak adil dan dapat menyebabkan ketidakpuasan wisatawan.
Silvester menegaskan bahwa kenaikan tarif harus dibarengi dengan peningkatan fasilitas dan kualitas SDM, khususnya naturalist guide. Ia ingin memastikan bahwa wisatawan mendapatkan pengalaman yang sepadan dengan tarif yang dibayarkan.
“Kalau di (Pulau ) Padar itu seperti tidak ada ini-nya (naturalist guide), seperti tidak ada guna! Kemudian di Komodo, ranger itu pilih-pilih tamu, kadang tunggu dipanggil dulu, tidak stand by. Attitude-nya memang kurang, perlu diperbaiki. Pertanyaannya adalah dimanakah uang-uang yang masuk itu. Kita kan sering bawa (wisatawan), kita malu dengan tamu. Jadi untuk apa uang sebanyak ini saya bayar, itu menjadi persoalan,” tegas Silvester .
Silvester menegaskan bahwa kenaikan tarif harus dibarengi dengan peningkatan fasilitas dan kualitas SDM, khususnya naturalist guide. Ia ingin memastikan bahwa wisatawan mendapatkan pengalaman yang sepadan dengan tarif yang dibayarkan. Sebagai solusi, ia menyarankan sebaiknya PT Flobamor menggandeng tour guide lokal yang sudah berpengalaman.
Silvester juga mempertanyakan dasar kenaikan tarif dan meminta PT Flobamor melakukan studi banding untuk menunjukkan justifikasi kenaikan tarif. Hal ini penting untuk memastikan bahwa tarif yang ditetapkan sebanding dengan kualitas layanan yang ditawarkan.
“Kalau sekarang mau jawab apa? Uang itu dikemanakan, bagiamana pembagiannya? Solusinya harus ada studi banding sosialisasi kenapa (dinaikan) sehingga nanti akan dijabarkan karena kenaikan ini, poinnya seperti ini, fasilitasnya bertambah apa segala macam. Profesionalitas, SDM-nya sudah ditingkatkan atau tidak, begitu. SDM dari naturalist guide itu harus memadai kebutuhan dari turis yang datang ke sana,” jelasnya.
Ketua DPC Ketua Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Manggarai Raya, Evodius Gonsomer mengatakan memahami apa yang menjadi keresahan para pelaku pariwisata di Labuan Bajo. Menurutnya, sejak lama memang Asita juga menolak kehadiran PT Flobamor dalam mengelola sektor pariwisata di Labuan Bajo.
“Tapi suara kami selaku pelaku usaha di sektor pariwisata tidak didengarkan pemerintah,” kata Evodius saat dihubungi Tajukflores.com, Selasa (12/3).
Evo, sapaan akrabnya mengaku mendengar adanya upaya peningkatan mutu pelayanan di Taman Nasional Komodo oleh PT Flobamor. “Infonya ada tapi hasilnya tidak maksimal,” katanya.
Pemda Mabar Tak Berkutik
Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi mengakui bahwa sebagai pemimpin daerah, ia tak berdaya dalam menghadapi kenaikan tarif jasa pemandu wisata di Taman Nasional Komodo yang dilakukan oleh PT Flobamor pada tahun ini. Edi Endi beralasan bahwa Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Manggarai Barat tidak memiliki kewenangan apapun di TNK.
“Pemda Manggarai Barat pastikan, kami tidak ada pungutan di Taman Nasional Komodo,” kata Edi Endi dalam Rapat Paripurna DPRD Manggarai Barat di Labuan Bajo, Kamis (14/3), dikutip Detik Bali.
Pernyataan tersebut disampaikan Edi Endi sebagai respons atas pertanyaan dari Ketua Komisi III, Inocentius Peni, yang meminta Pemkab Manggarai Barat untuk merespons kenaikan tarif naturaslist guide yang dipungut oleh PT Flobamor di TNK.
Edi Endi menegaskan bahwa kewenangan pengelolaan Taman Nasional Komodo berada di tangan Pemerintah Pusat. Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa Pemda Manggarai Barat tidak dapat menegur PT Flobamor atau badan layanan lainnya yang melakukan pungutan di destinasi wisata superprioritas tersebut.
“Ruang koordinasi dan komunikasinya di Pemerintah Pusat, bukan kepada Pemda. Pemda tidak punya kewenangan untuk mengingatkan PT Flobamor atau badan layanan apapun yang melakukan pungutan di Taman Nasional Komodo karena bukan area kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Barat,” tandas tegas Edi Endi.
Tajukflores.com sudah menghubungi Abner Esau Runpah Ataupah, Direktur Operasional PT Flobamor (Perseroda) Kupang untuk mengkonfirmasi terkait polemik kenaikan tarif naturalist guide ini. Namun, yang bersangkutan belum merespon sampai berita ini diturunkan.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.