“Pemerintah melakukan perang terhadap judi online, di saat negara declare terhadap perang judi online secara bersamaan juga terjadi serangan siber,” tandas Panel.

Sementara itu, Sekjen Projo, Handoko, mengatakan bahwa pihak yang mendesak Budi Arie mundur adalah tokoh-tokoh yang secara politik pada Pilpres 2024 berseberangan dan kalah.

Menurut Handoko, mereka menjadikan serangan siber ke PDNS sebagai alat untuk menyerang pemerintahan Jokowi dan Budi Arie, yang pada Pilpres 2024 berada di garis terdepan mendukung pasangan Prabowo-Gibran.

“Dari monitoring yang dilakukan oleh tim, itu adalah justru tokoh-tokoh yang kita identifikasi adalah mereka mereka yang secara politik kemarin berseberangan dalam konteks Pilpres 2024, sehingga teman-teman kami di Projo menyimpulkan bahwa ada unsur sisa-sisa residu dari Pilpres 2024,” jelas Handoko.

Handoko juga menyebut bahwa tidak bijak jika memanfaatkan situasi ini untuk saling menyalahkan. Dia mengajak semua elemen masyarakat bersatu melawan judi online dan serangan siber.

“Kami mengajak bahwa semua ayo masyarakat semuanya, ini kita lagi perang besar, dukung, ayo kita bersama-sama,” pungkas Handoko.