Sebuah film berjudul “His Only Son” menjadi sorotan tajam lantaran dianggap tak sesuai ajaran Islam. Film ini disutradarai oleh David Helling dan diproduksi oleh Commissioned Pictures serta RockBridge Productions.
His Only Son merupakan sebuah film drama sejarah Amerika Serikat yang dibintangi oleh Nicolas Mouawad, Edaan Moskowitz, dan Sara Seyed. Film tersebut dirilis di Amerika Serikat pada Maret 2023.
Sutradara David Helling memiliki latar belakang yang unik. Dibesarkan di Louisiana Selatan dan menghabiskan masa remajanya di Texas, ia kemudian mengabdikan lima tahun dalam Korps Marinir Amerika Serikat.
Pengalaman di Irak membawa perubahan dalam dirinya, mengubah hati dan imannya. Hasratnya untuk menceritakan kisah-kisah Alkitab kepada orang lain muncul dari pengalaman ini.
Setelah pengalaman di medan perang yang mengubah hidupnya, David Helling mengabdikan diri untuk membawa Kebenaran Kitab Suci dari halaman ke layar. Upayanya telah menghasilkan banyak film pendek dan naskah yang mendapat banyak penghargaan internasional. Semua perjalanan ini akhirnya mencapai puncaknya dengan film debutnya, “His Only Son.”
Kontroversi: Tak Sesuai Ajaran Islam
Kisah film “His Only Son” mencoba menjelaskan peristiwa kontroversial dalam Perjanjian Lama di mana Abraham diperintahkan Tuhan untuk mengorbankan anaknya, Ishak, di Gunung Moria.
Dalam perjalanan ke lokasi pengorbanan tersebut, Abraham, bersama Ishak dan kedua asistennya, menghadapi konflik batin yang dalam. Mereka dihadapkan pada ujian keimanan yang sangat berat.
Film ini menyajikan kisah kehidupan Ibrahim, Sarah, dan anak mereka melalui medium film. Meskipun cerita ini tidak asing, penggambaran dalam “His Only Son” sangat menggugah hati.
Namun, ada perbedaan mendasar antara versi cerita ini dengan yang terdapat dalam Taurat dan Injil. Film ini didasarkan pada sumber-sumber tersebut, yang menciptakan perbedaan interpretasi.
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Ace Hasan Syadzily, sosok yang menyerukan penghentian penayangan film “His Only Son” di Indonesia menilai film ini memiliki narasi yang kontroversial dan tidak sesuai dengan pemahaman umat Islam tentang kisah Nabi Ibrahim.
“Beredarnya film His Only Son di Indonesia sebaiknya dihentikan atau banned. Narasi film ini penuh dengan kontroversi. Muatan film ini tidak seperti pemahaman selama ini tentang sejarah Nabi Ibrahim As yang diyakini umat Islam di Indonesia pada umumnya,” kata Ace Hasan Syadzily, dalam siaran persnya, Selasa (12/9).
Film “His Only Son” yang diproduksi di Amerika Serikat ini, terinspirasi dari kisah Abraham dalam Alkitab Kristiani. Abraham diuji oleh Tuhan untuk mempersembahkan putra tunggalnya, Ishak, di Gunung Moria.
Namun, menurut Ace Hasan Syadzily, film ini dapat menyesatkan umat Islam karena tidak mengakui peran Nabi Ismail, yang dalam keyakinan Islam adalah putra Ibrahim dan Siti Hajar.
Ace Hasan Syadzily mengungkapkan kekhawatirannya bahwa film ini dapat mengganggu pemahaman sejarah yang sesuai dengan keyakinan Islam di Indonesia jika disiarkan secara luas. Ismail, dalam pandangan Islam, memiliki peran penting sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW, yang membawa ajaran Islam.
“Jika peredaran film ini hanya ditujukan pada kalangan terbatas seperti keyakinan agama tertentu, masih kami pahami. Tapi jika film ini beredar luas, maka akan menimbulkan pemahaman sejarah yang menyesatkan menurut keyakinan agama Islam di Indonesia,” kata Ace.