Menurut Hilka, kehadiran layanan transportasi digital, seperti Grab, merupakan sebuah kemajuan teknologi yang harus diterima.

Apalagi, kata dia, Grab menawarkan transparansi tarif yang sesuai dengan jarak tempuh. Hal ini berbeda dengan tarif angkutan umum yang tidak terstandarisasi dan seringkali ditentukan sepihak oleh sopir.

“Kalau naik Grab misalnya, sudah tahu besaran biaya yang harus kita bayar dalam sekali antar sesuai dengan jarak tempuh kita. Artinya tarif itu tidak semau driver atau sopir,” ungkap Hilka.

Sebelumnya, Wakil Bupati Manggarai Barat, dr. Yulianus Weng menyatakan dirinya mendukung penuh upaya pemerintah pusat dan beberapa stakeholder terkait dalam upaya untuk mewujudkan adanya digitalisasi transportasi di Labuan Bajo demi kenyamanan para wisatawan yang datang berkunjung.

Hal tersebut disampikan Wabup Weng saat memberikan kata sambutan pada kegiatan Forum Diskusi dan Kolaborasi Akselerasi Digitalisasi Layanan/Produk Pariwisasta Kamis (4/4/2024).

Yulianus Weng mengakui bahwa transportasi untuk para wisatawan di Labuan Bajo masih banyak kekurangan dan kelemahan.

“Kami sungguh menyadari bahwa tamu adalah berkah bagi kami. Oleh karena itu, kami harus bisa memberi rasa aman dan nyaman kepada setiap tamu yang datang dengan menyediakan segala sarana yang mereka butuhkan, termasuk moda transportasi,” tuturnya.