Jembatan Liliba, Kota Kupang, NTT kembali menjadi topik perbincangan usai aksi percobaan bunuh diri yang dilakukan seorang pengungsi asal Afghanistan pada Jumat (24/6) petang.

Pria itu nekad ingin bunuh diri dengan cara memanjat Jembatan Liliba yang memiliki ketinggian sekitar 200 meter itu. 

Motif Hasan alias HRH, demikian namanya, ingin bunuh diri karena depresi lantaran sudah 10 tahun di Indonesia dan belum dipindahkan kembali oleh UNCHR, Badan PBB yang mengurus pengungsi.

“Katanya dia depresi karena sudah 10 tahun berada di Indonesia, tapi belum juga di-resettlement oleh UNHCR (Badan PBB yang mengurus pengungsi),” kata Kepala Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Kupang, Heksa Asik Soepriadi, mengutip Kompas.com, Jumat (24/6) malam.

Menurut Heska, selama berada di Indonesia, HRH bersama pengungsi lainnya tinggal di Hotel Lavender Kota Kupang. 

Kondisi itu diperparah ketika ayahnya baru saja meninggal di Afghanistan. Menurut teman-temannya, HRH saat ini mengalami gejala gangguan jiwa dan alkoholik alias suka minuman beralkohol.

Sejarah Singkat 

Jembatan Liliba memiliki panjang 135 meter dengan ketinggian diperikirakan mencapai 200 meter.

Jembatan ini dibangun pada tahun 1999, untuk menghubungkan bagia timur dan barat Kota Kupang.

Sebelum Jembatan Liliba dibangun, belahan barat dan timur Kota Kupang hanya dihubungkan oleh satu jembatan yakni Jembatan Oesapa.

Pekerjaan jembatan ini memakan waktu selama empat tahun lebih. Pada bulan Juli tahun 1994, Menteri Haryanto Danutirto meresmikan jembatan ini.

Lokasi Favorit Bunuh Diri

Jembatan yang berada di Jalan Piet A Tallo, Kelurahan Liliba, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang ini sepintas nampak seperti jembatan biasa. Tetapi siapa sangka, Jembatan Liliba menjadi salah satu tempat favorit bunuh diri.

Bukan tanpa sebab, sudah puluhan warga ditemukan tewas di kolong jembatan itu.

Banyak alasan mengapa seseorang mengakihiri hidupnya di tempat ini. Ada yang bunuh diri karena masalah cinta. Ada juga yang bunuh diri karena frustasi dalam hidup.

Untuk mencegah aksi bunuh diri kembali terjadi di Jembatan Liliba, warga sekitar bahkan sempat memasang pelang yang bertuliskan, `Dilarang bunuh diri di tempat ini. Cari tempat lain saja`.

Pelang yang dituliskan dengan tulisan tangan menggunakan spidol berukuran besar itu terpampang besar di ujung jembatan yang sering dijadikan tempat bunuh diri bagi warga Kota Kupang. Namun tidak diketahui siapa yang menuliskan larangan itu.

Dibalik cerita tragis ini, Jembatan Liliba juga mempunyai sisi romantisnya. Jembatan ini kerap menjadi saksi menyatakan cinta dan ikat janji dua insan manusia. 

Biasanya, pada saat perayaan Valentine Day, anak-anak muda mengabadikan tanda cinta mereka dengan gembok cinta yang dikuncikan pada jeruji pagar jembatan tersebut.

Disclaimer: Berita atau artikel terkait percobaan bunuh diri ini bukan untuk menginspirasi tindakan tersebut.

Bagi para pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.