Bantah Pengeroyokan

Di kesempatan yang sama, Kepsek SMK Elanus Ruteng, Susana Sanur membenarkan bahwa kedua belah pihak sudah berdamai. Susana juga membantah adanya pengeroyokan yang menyebabkan gigi siswanya, YLA copot.

“Kami sudah memberi keterangan kepada bapak mereka (Fransiskus dan pihak keluarga) mengenai kasus yang terjadi di tanggal 14 (Februari atau saat perayaan Valentine Day). Di sini tidak ada korban patah gigi dan lain-lain, akan tetapi kejadian patah gigi itu terjadi setelah kejadian di sekolah. Dan itu jatuh dari motor, dan itu di luar jam sekolah. Soal keterangan Ano (YLA), itu tidak benar,” ucap Susana.

Baca Juga:  Miris, Susanti Ndapataka Peraih Emas bagi NTT di PON Papua Dijemput Pick Up Hitam

Selain itu, Susana juga membantah adanya pengeroyokan terhadap YLA oleh kakak kelas saat perayaan Valentine Day. Dia mengklaim, saat itu terjadi kesalahpahaman antara YLA dan lima orang kakak kelas saat para siswa berjoget yang berujung pada aksi baku pukul.

“Pengeroyokan sebenarnya tidak ada, hanya karena kejadian spontan saat anak-anak goyang. Jadi, tidak lama kejadiannya, hanya karena ada kesalahpahaman sedikit di antara anak-anak itu, akhirnya terjadi kejadian baku pukul seperti itu. Tetapi itu tidak lama karena cepat diamankan oleh beberapa teman guru,” beber Susana.

Baca Juga:  Tak Diperhatikan Bupati Hery, Warga di Desa Bere-Cibal Barat Perbaiki Jalan Rusak Secara Swadaya

Susana juga mengaku bahwa usai kejadian, YLA dan kakak kelasnya berdamai di ruangannya. “Itu reaksi spontan pada hari itu dan sudah diselesaikan hari itu juga. Sudah dibereskan, selesai, dan sudah ada perdamaian di hari itu juga,” katanya.

Susana juga membantah pengakuan YLA yang menyebut adanya guru di SMK Elanus Ruteng yang justru mencegah siswa lainnnya untuk membantu YLA saat dikeroyok kakak kelasnya.

“Tidak sama sekali,” pungkas Susana Sanur.