Medan – Gubernur Sumatera Utara periode 2018-2023, Edy Rahmayadi, mengklaim adanya “serangan fajar” yang terjadi sebelum hari pencoblosan Pemilu 2024 di Sumatera Utara.

“Masih ada ‘serangan fajar’, itu terjadi. Pembantu saya mendapatkannya tengah malam, jumlahnya Rp200 ribu. Ini berarti rakyat kita belum dewasa,” ujar Edy usai memberikan suaranya di TPS 042, Medan Johor, Medan, pada hari Rabu.

Edy, yang juga merupakan Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Sumut pasangan calon presiden dan wakil presiden Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, menyesalkan kejadian tersebut.

Menurutnya, serangan fajar menunjukkan bahwa ada oknum-oknum pemimpin yang tidak mencintai bangsa.

Edy pun meminta agar hasutan berbalut iming-iming untuk memilih calon tertentu saat pemilu tidak lagi dilakukan.

Ia menegaskan, rakyat seharusnya diberikan hak sebebas-bebasnya untuk memilih pemimpin tanpa ada tekanan dari pihak mana pun.

“Rakyat itu hanya bisa diajak, diimbau, tidak bisa dipaksa. Memilih pemimpin itu hak rakyat dalam demokrasi,” kata Edy.

Edy pun berpesan agar semua pihak menjaga keamanan dan ketertiban Pemilu 2024 demi kebaikan bersama.

Sebelumnya, Edy dan istrinya, Nawal Lubis, datang ke TPS 042 pada pukul 09.06 WIB dengan berjalan kaki karena tinggal sekitar 50 meter dari lokasi TPS.

TPS 042 di Medan Johor, Medan, yang melakukan pencoblosan mulai pukul 07.30 WIB, tercatat memiliki total 283 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) termasuk Edy dan istrinya.