“Seperti menantang saya, kemudian, lupa saya, tidak bisa mengingat lagi, saya bilang kamu kurang ajar. Saya perintahkan Richard untuk `hajar, Cad,” kata Sambo.

Alumnus Akpol 1994 itu mengatakan saat dirinya memerintahkan menghajar Brigadir J, Bharada E malah melakukan penembakan.

“Hajar, Cad, kamu hajar, Cad. Kemudian ditembaklah Yosua sambil maju sampai roboh. Itu kejadian cepat sekali. Tidak sampai sekian detik,” ujar Sambo.

Ferdy Sambo mengeklaim dirinya kaget atas kejadian penembakan yang sungguh cepat itu.

“Karena cepat sekali penembakkan itu, saya kaget. Saya perintahkan `stop berhenti` begitu melihat Yosua jatuh. Kemudian sudah berlumuran darah, saya jadi panik, saya tidak tahu bagaimana menyelesaikan penembakkan ini,” ucap Sambo.

Baca Juga:  Satgas Anti Mafia Bola Polri Tetapkan 6 Tersangka Kasus Pengaturan Skor Liga 2

Ferdy Sambo mengaku berbekal pengalamannya langsung memikirkan skenario dari insiden penembakan menjadi baku tembak.

“Kemudian, saya berpikir dengan pengalaman saya, yang paling mungkin adalah peristiwa ini, penembakan ini adalah tembak-menembak,” ujar Ferdy Sambo.

Seusai kejadian, lanjut Sambo, dirinya langsung mengambil senjata di pinggang Brigadir J, lalu melesatkan ke dinding.

“Akhirnya, saya melihat ada senjata Yosua di pinggang, saya ambil dan mengarahkan tembakan ke dinding,” ujar Sambo.

Baca Juga:  Andre Garu Minta Polri Usut Tuntas Kasus Penyelundupan Bayi Komodo

Hapus Jejak Tembakan di Tangan

Ferdy Sambo mengatakan guna menghapus jejak tembakan pada tangannya, dia mengambil tangan mendiang Brigadir J menggenggam senjata.

“Setelah itu, saya juga ini harus bekas tembakan bekas Yosua. Kemudian, saya mengambil tangan Yosua menggenggam senjata milik Yosua, kemudian menembakkan ke lemari sebelah atas,” ujar Sambo.

Terakhir, Ferdy Sambo meletakan senjata dan masker ke samping Brigadir J yang telah tertelungkup tak bernyawa.

“Setelah itu, saya bawa senjata Yosua dengan masker, saya letakkan di samping Yosua,” tandas Sambo.