Faktor berikutnya adalah lingkungan. Para lansia merasa nyaman dengan lingkungan tempat tinggal mereka, serta memahami nilai positif dan negatif dari lingkungan tersebut.

Faktor terakhir adalah nutrisi. Para lansia di Gili Iyang dan Dusun Miduana mengonsumsi makanan yang sehat, segar, dan bersumber langsung dari alam. Di Gili Iyang, lansia setempat mengonsumsi nasi jagung, ikan laut, dan daun kelor.

Baca Juga:  Hoarding Disorder: Mengapa Sulit Membuang Barang Bisa Menjadi Masalah Kesehatan Mental?

“Lebih lanjut diperlukan studi molekuler untuk meneliti faktor genetik dan biologis untuk pendekatan kedokteran yang presisi pada populasi panjang usia penuaan aktif dan sehat di Indonesia,” tambah Prof. Septelia.

Dekan FKUI, Prof. Ari Fahrial Syam, menilai penelitian ini sebagai upaya menciptakan generasi lansia yang panjang umur dan sehat.

Baca Juga:  Sosok Eks Ketua BEM UI Melki Sedek Huang yang Terbukti Melakukan Kekerasan Seksual

Ke depan, penelitian akan dilanjutkan untuk menemukan apakah ada faktor genetik yang juga berperan, sehingga temuan tersebut dapat direplikasi di tempat lain di Indonesia.

“Tujuannya adalah agar hal-hal positif yang kita dapat dari sini bisa diterapkan di tempat lain,” ujar Ari Fahrial Syam.