“Kita patut berbangga bahwa 5 DPSP kita telah meraih total investasi sebesar US$ 435,5 Juta,” ungkap Sandiaga.
Peserta Forum Investasi Labuan Bajo ini terdiri dari 130 peserta offline dan 100 peserta online. Para peserta terdiri dari penanam modal baik dari dalam maupun luar negeri, asosiasi usaha dalam dan luar negeri, kementerian dan lembaga terkait, perwakilan Pemda, serta perwakilan kedutaan RI di luar negeri, dan pemerintah asing di Indonesia.
Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa industri pariwisata merupakan sektor yang paling besar mendapat dampak dari pandemi COVID-19. Namun, di sisi lain menjadi kontributor besar dalam penciptaan lapangan kerja sehingga ia mendorong investor agar menanamkan modalnya di 5 DPSP.
“Saya tidak segan-segan meyakinkan bahwa di Indonesia banyak tempat-tempat wisata yang bisa dituju dan memiliki alam yang bagus. Kami ingin tidak hanya Bali saja, namun daerah lainnya juga berkembang. Saya yakinkan investor bahwa Indonesia merupakan tujuan pariwisata dunia,” tegas Bahlil.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Shana Fatina menjelaskan, investasi di 5 DPSP menggunakan Indikator Quality Tourism yang menjamin keberlanjutan destinasi.
“Indikator quality tourism sebagai tolak ukur pengembangan 5 DPSP yakni antara supply dan demand harus saling memberi pengaruh positif satu sama lain. Supply yaitu destinasi dan pelaku usaha mampu memberikan kepuasan pada wisatawan dan demand yakni kepuasaan wisatawan harus memperhatikan sustainability dan kesejahteraan lokal,” jelas Shana.
Terkait indikator tersebut, Menko Marves Luhut juga menyampaikan harapan agar berbagai destinasi pariwisata tetap harus mempertahankan ciri khas daerahnya.
Setelah melalui beberapa rangkaian kegiatan seperti diskusi panel, pemaparan proyek, dan konsultasi proyek, 41 peserta forum ini juga melakukan site visit ke beberapa tempat yaitu ke Waterfront, Batu Cermin, Parapuar dan Puncak Waringin.